Apabila pemantauan rukyatul hilal hanya dibatasi pada satu negara saja, sebagian ahli fiqih tidak menerima kesamaan shalat Idul Fitri termasuk pelaksanaan ibadah haji
Padang (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menyarankan ke depannya agar "rukyatul hilal: melibatkan banyak negara Muslim
agar adanya kesamaan dalam hal penanggalan serta penetapan 1 Syawal.
"Pandangan saya dan para ulama di berbagai muktamar internasional, berharap umat Islam memiliki penanggalan yang sama," kata Ketua MUI Provinsi Sumbar Gusrizal Gazahar di Bukittinggi, Jumat.
Ulama yang kerap disapa Buya Gusrizal tersebut menilai dengan adanya kesepahaman bersama maka diharapkan tidak ada lagi perbedaan bahkan pertikaian dalam penentuan 1 Syawal setiap tahunnya.
Apabila pemantauan rukyatul hilal hanya dibatasi pada satu negara saja, katanya, sebagian ahli fiqih tidak menerima kesamaan shalat Idul Fitri termasuk pelaksanaan ibadah haji.
Dalam pandangannya, ada baiknya umat Islam dari berbagai negara membentuk suatu lembaga yang saling berkoordinasi untuk memantau kemunculan setiap awal bulan qomariyah.
Baca juga: Ahli: Kriteria IR lokal adalah scientific blunder dan harus diperbaiki
Baca juga: Kalender Islam atasi lebaran beda hari
Pada kesempatan itu, lulusan Universitas Al Azhar Mesir tersebut mengatakan perbedaan dalam menetapkan awal bulan qomariyah bukanlah sesuatu yang baru muncul namun sudah lama berlangsung.
"Bahkan, jika kita telusuri hal itu sudah terjadi pada saat masa sahabat masih hidup," ujarnya.
Menurut Gusrizal Gazahar yang terpenting ialah jangan sampai penetapan 1 Syawal tersebut sampai merusak ukhwuah islamiah antarumat Muslim di Tanah Air termasuk di Ranah Minang.
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) Sumbar mengajak masyarakat terutama umat muslim di daerah itu agar tidak lagi memperdebatkan metode soal penentuan hilal.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumbar Helmi, saat ini yang ideal ialah menggabungkan kedua metode penentuan hilal. Hisab digunakan untuk menentukan kapan melakukan rukyat. Sementara, metode rukyat dilakukan untuk membuktikan hisab.
Baca juga: Menag dukung kesepakatan kalender Islam global
Baca juga: Kemenag akan gelar rukyatul hilal awal Zulhijah di 86 titik
Baca juga: Pakar Astronomi nilai pembentukan Kalender Islam Global sulit terwujud
Baca juga: Indonesia didesak adopsi Kalender Islam Global
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023