Kalau di Puncak tidak hujan banjir bisa surut

Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah perahu karet sudah dipersiapkan di pintu air Tanah Abang dan Petamburan, Jakarta Pusat untuk mengantisipasi kemungkinan datangnya air bah kiriman dari kali Ciliwung, Jakarta Timur.

"Masing-masing empat perahu karet sudah disiapkan di wilayah Jakarta Pusat dan Tambora Jakarta Barat," kata Kepala Sektor I Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) Matraman, Yoka Sunaryo, di Jakarta, Senin.

Saat ini pemantauan ketinggian air terus dilakukan begitu juga dengan evakuasi warga korban banjir di wilayah Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur.

Banjir kiriman dari kawasan Bogor menyebabkan kali Ciliwung meluap sehingga merendam sejumlah wilayah di Jakarta Timur salah satunya Kampung Pulo hingga ke jalan raya di Jatinegara Barat setinggi 30 cm.

Sekitar pukul 13.00 WIB banjir mulai surut dan jalan Jatinegara Barat kembali kering. Namun air kali Ciliwung masih tetap tinggi.

"Yang kita khawatirkan hujan di Puncak karena ini banjir kiriman, kalau hujan di Jakarta hanya akan menimbulkan genangan saja," kata Yoka.

Dia memperkirakan air di Kali Ciliwung membutuhkan waktu sekitar dua jam sampai ke Jakarta Pusat. Karena khawatir akan terjadi luapan dan merendam permukiman warga maka perahu karet sudah disiagakan.

Perahu karet diturunkan oleh Damkar PB, Satpol PP dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Yoka mengaku sulit memprediksi kapan banjir surut karena tergantung dari ketinggian air di Pintu Air Katulampa.

"Kalau di Puncak tidak hujan banjir bisa surut," tambah dia.

Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 17 kelurahan yang mengalami banjir yaitu Rawajati, Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Cililitan, Cibubur, Pekayon, Gedong, Ulujami, Pondok Pinang, Bukit Duri, Baru.

Selain itu, Pondok Labu, Sukabumi Selatan, Kedoya Selatan, Duri Kepa, dan Jelambar Baru.

Sebanyak 820 orang mengungsi akibat banjir tersebut.

(D016/A035)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012