sangat indah sekali melihat matahari yang berbentuk setengah lingkaran ituKupang (ANTARA) - Warga Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat antusias untuk menyaksikan adanya fenomena terjadinya gerhana matahari hibrida yang berlangsung pada Kamis (20/4) siang di Kota Kupang.
"Kami sangat senang bisa diberikan kesempatan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang untuk menggunakan alat khusus teropong menyaksikan terjadinya gerhana matahari hibrida yang terjadi hari ini," kata Ny Yovie Lerik kepada wartawan di Kantor BMKG Kupang, Kamis.
Ny. Yovie Lerik mengaku baru pertama kali menyaksikan terjadinya gerhana matahari sehingga bersama seluruh anggota keluarganya memanfaatkan kesempatan datang ke Kantor BMKG Kupang untuk menyaksikan secara langsung terjadinya gerhana matahari melalui teleskop.
"Baru sekarang kami bisa melihat terjadinya gerhana matahari. Kejadian seperti inikan sangat langka sehingga kami memanfaatkan waktu untuk datang melihat terjadinya gerhana matahari secara langsung dan sangat indah sekali melihat matahari yang berbentuk setengah lingkaran itu," kata Ny. Yovie Lerik.
Baca juga: Pemudik di Pelabuhan Hunimua-Maluku abadikan momen gerhana matahari
Baca juga: Warga antusias saksikan gerhana matahari sebagian di Ambon
Hal senada juga dikatakan Alexsandre R Jahang yang menyaksikan fenomena itu dari halaman rumahnya.
Ia mengaku sempat kaget karena melihat sinar matahari yang biasanya terang namun sekitar pukul 12.00 wita sinar matahari menjadi redup.
"Kami kaget sekali melihat matahari tiba-tiba sinar matahari sedikit gelap, sehingga kami sempat keluar rumah untuk mengetahui apa yang terjadi dan ternyata terjadi gerhana matahari," kata Alexandre R Jahang.
Ia mengaku melihat bentuk matahari saat terjadi gerhana hanya setengah lingkaran.
"Baru pertama kali melihat kejadian seperti ini," kata Alexandre R Jahang.
Baca juga: Warga MBD saksikan gerhana matahari total
Hal senada juga dikatakan Alexsandre R Jahang yang menyaksikan fenomena itu dari halaman rumahnya.
Ia mengaku sempat kaget karena melihat sinar matahari yang biasanya terang namun sekitar pukul 12.00 wita sinar matahari menjadi redup.
"Kami kaget sekali melihat matahari tiba-tiba sinar matahari sedikit gelap, sehingga kami sempat keluar rumah untuk mengetahui apa yang terjadi dan ternyata terjadi gerhana matahari," kata Alexandre R Jahang.
Ia mengaku melihat bentuk matahari saat terjadi gerhana hanya setengah lingkaran.
"Baru pertama kali melihat kejadian seperti ini," kata Alexandre R Jahang.
Baca juga: Warga MBD saksikan gerhana matahari total
Baca juga: BMKG: Sultra hanya alami gerhana matahari sebagian
Sementara itu Kordinator Observasi BMKG Kupang Tri Wibowo mengatakan gerhana matahari hibrida merupakan suatu fenomena dimana di dua tempat berbeda bisa melihat fenomena yang berbeda yaitu ada daerah yang terjadi matahari sebagian dan hanya di Kota Biak yang mengalami gerhana matahari total.
Menurut dia dampak terjadinya gerhana matahari hibrida di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyebabkan kondisi wilayah NTT sedikit gelap mulai pukul 12.00 sampa 13.52 Wita.
"Gerhana matahari hibrida ini juga berdampak pada terjadinya penurunan suhu udara dimana suhu terasa dingin karena sinar matahari yang kurang," ujarnya.
Dia mengatakan sekalipun saat ini terjadi angin, itu bukan merupakan dampak langsung terjadi gerhana matahari hibrida yang terjadi pada Kamis (20/4/2023 ) ini.
Baca juga: Fenomena gerhana matahari hibrida di Makassar tampak 77 persen
Sementara itu Kordinator Observasi BMKG Kupang Tri Wibowo mengatakan gerhana matahari hibrida merupakan suatu fenomena dimana di dua tempat berbeda bisa melihat fenomena yang berbeda yaitu ada daerah yang terjadi matahari sebagian dan hanya di Kota Biak yang mengalami gerhana matahari total.
Menurut dia dampak terjadinya gerhana matahari hibrida di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyebabkan kondisi wilayah NTT sedikit gelap mulai pukul 12.00 sampa 13.52 Wita.
"Gerhana matahari hibrida ini juga berdampak pada terjadinya penurunan suhu udara dimana suhu terasa dingin karena sinar matahari yang kurang," ujarnya.
Dia mengatakan sekalipun saat ini terjadi angin, itu bukan merupakan dampak langsung terjadi gerhana matahari hibrida yang terjadi pada Kamis (20/4/2023 ) ini.
Baca juga: Fenomena gerhana matahari hibrida di Makassar tampak 77 persen
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023