Lampung (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lampung menyatakan apapun nanti hasil dari sidang isbat, masyarakat harus menyambutnya dengan positif dan tidak memperdebatkan perbedaan yang terjadi.

"Apapun hasil dalam sidang isbat harus kita sambut positif dan jangan sampai memperdebatkan perbedaan ini. Karena perbedaan adalah sebuah rahmat,” Kata Kanwil Kemenag Lampung Puji Raharjo, di Bandarlampung, Kamis.

Ia pun mengajak seluruh umat Islam untuk memperkuat toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. Sebab dengan toleransi, serta ukhuwah akan terbangun, baik ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, maupun ukhuwah basyariyah.

"Dengan toleransi dan mampu menjaga ukhuwah adalah ciri umat beragama yang menjalankan cara beragama secara moderat," kata dia.

Baca juga: Kemenag Belitung ajak saling menghormati perbedaan Idul Fitri

Baca juga: BMKG IV Makassar perkirakan hilal muncul 1,22 derajat usai gerhana

Menurutnya, jangan sampai menjadikan perbedaan dalam penentuan awal bulan menjadi komoditi untuk saling menyalahkan satu sama lain antar umat Islam.

"Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Mari saling menghormati,” kata dia.

Terkait penentuan 1 Syawal, ia mengatakan bahwa Kanwil Kemenag Lampung akan menentukannya dengan melakukan atau menggelar rukyatul hilal.

"Ada dua titik lokasi yang digunakan untuk kegiatan pemantauan ini yakni di Institut Teknologi Sumatera (Itera), Jati Agung, dan POB Bukit Pantai Canti Kalianda Lampung Selatan yang mana dua lokasi ini merupakan bagian dari 123 lokasi pengamatan hilal di seluruh Indonesia," kata dia.

Puji Raharjo mengatakan bahwa hasil dari pengamatan ini nantinya akan dilaporkan ke Kemenag Pusat dan menjadi bagian dari pertimbangan dalam Sidang Isbat (Penetapan) 1 Syawal 1444 H di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta.

"Pengamatan hilal ini merupakan aktivitas yang telah dicontohkan oleh Rasulullah yang mengawali puasa Ramadhan dengan melihat hilal dan mengakhirinya juga dengan menyaksikan hilal. Sehingga jika dalam pengamatan di titik lokasi seluruh Indonesia, termasuk di Lampung, tidak melihat hilal, maka bilangan puasa disempurnakan (istikmal) menjadi 30 hari," ujarnya.

Berdasarkan data hisab, Puji menjelaskan bahwa pada hari Kamis, 29 Ramadhan 1444H / 20 April 2023 M, posisi hilal saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 0° 45' (0 derajat 45 menit) sampai 2° 21,6' (2 derajat 21,6 menit) dengan sudut elongasi antara 1° 28,2' (1 derajat 28,2 menit) sampai dengan 3° 5,4' (3 derajat 5,4 menit).

"Berdasarkan data hisab dan pengamatan hilal hari ini akan diputuskan kapan 1 Syawal 1444 H tiba pada sidang isbat yang dihadiri Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama," katanya lagi.*

Baca juga: MUI minta saling hormati dalam sikapi potensi perbedaan Idul Fitri

Baca juga: BMKG pantau hilal 1 Syawal dan gerhana matahari di Dermaga Cinta Ancol

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023