Jakarta (ANTARA) - Korea Selatan akan menginvestasikan 2 triliun won (Rp22,6 triliun) hingga tahun 2030 dalam pengembangan baterai sekunder generasi mendatang dan teknologi canggih untuk material, suku cadang, dan peralatan sektor tersebut, disampaikan Kementerian Industri negara itu seperti disiarkan Yonhap, Kamis.
Investasi yang direncanakan oleh pemerintah Korea Selatan dan produsen baterai besar, termasuk LG Energy Solution Ltd., Samsung SDI Co., dan SK On Co., bertujuan untuk memperoleh teknologi "super-gap" untuk memimpin pasar global dengan memproduksi baterai padat di sekitar tahun 2027 dan meluncurkan produk lithium besi fosfat canggih.
Baca juga: Toyota perbanyak kendaraan listrik berbasis baterai pada 2026
Ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang negara itu untuk meningkatkan daya saing sektor baterai sekunder domestik yang telah disampaikan dalam pertemuan ekonomi darurat yang dipimpin oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.
Dalam rencana tersebut, ketiga produsen baterai besar akan mendirikan "pabrik induk" masing-masing, atau pusat pengembangan teknologi terkini, riset, produksi, dan fungsi inti lainnya di Korea Selatan.
Mereka juga akan membangun pabrik untuk memproduksi prototipe baterai padat (solid-state) di negara itu. Baterai padat dianggap sebagai sel generasi mendatang yang bertujuan untuk secara signifikan mengurangi risiko kebakaran dan meningkatkan umur baterai.
Untuk mendukung inovasi teknologi, pemerintah berencana untuk meluncurkan proyek R&D berukuran besar untuk mengembangkan baterai padat untuk mobil, baterai logam lithium, dan produk baru lainnya.
Pemerintah negara itu juga berjanji akan meningkatkan dukungan bagi perusahaan yang memproduksi material, komponen, dan peralatan untuk baterai melalui pembiayaan kebijakan senilai 500 miliar won untuk upaya R&D korporasi.
Mereka yang berinvestasi di dalam negeri akan menerima manfaat pajak yang lebih besar, dan perusahaan yang memproses mineral juga akan menikmati insentif pajak.
Saat ini, pengurangan pajak hanya diberikan kepada perusahaan yang berurusan dengan material katoda oksida lapisan nikel tinggi.
Dengan melakukan hal ini, diharapkan ekspor peralatan terkait bidang baterai akan meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi 3,5 miliar dollar AS dalam lima tahun dan produksi bahan katoda di Korea Selatan meningkat menjadi 1,58 ton dari 380.000 ton saat ini.
Baca juga: Pylontech Berada di Posisi No.1 sebagai Penyedia Sistem Energi Baterai
Baca juga: Samsung pasok baterai Galaxy Z Fold5 dan Flip5 dari LG
Baca juga: Tesla bangun pabrik baterai di Shanghai
Penerjemah: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023