Dalam pemantauan tersebut disediakan teleskop yang terhubung ke layar monitor sehingga tanpa melihat melalui teleskop sudah bisa melihat matahari yang sedang terjadi gerhana.
Menurut Pakar Ilmu Falak dari Madrasah TBS Kudus Azhar Latief Nasiran, di Kudus, gerhana matahari hibrida yang terjadi di Kudus sejak pukul 09.30 WIB hingga pukul 12.18 WIB dengan puncak gerhana terjadi pada pukul 10.51 WIB.
"Pada saat terjadi puncak gerhana itu, matahari tertutup hingga 51 persen," ujarnya.
Baca juga: Gerhana matahari sebagian di Ambon terlihat seperti sabit
Baca juga: Warga Yogyakarta antusias amati gerhana matahari sebagian
Fenomena alam tersebut, kata dia, tidak hanya di Kudus saja, melainkan hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami hal serupa.
"Sementara wilayah yang tidak terjadi gerhana, di antaranya di Banda Aceh," ujarnya.
Gerhana matahari sendiri merupakan momentum peristiwa alam yang menjadi pengingat bagi setiap manusia, bahwa manusia sebagai ciptaan Allah tidak berarti apa-apa atau hanya makhluk kecil jika dihadapkan dengan semesta alam.
Selain digelar pemantauan gerhana, juga digelar Shalat Kusuf Al Syams dua rakaat secara berjamaah di lantai lima bangunan Ma'had Aly TBS yang dilanjutkan dengan khutbah.*
Baca juga: Fenomena gerhana matahari hibrida di Makassar tampak 77 persen
Baca juga: SAC pantau gerhana matahari hibrida di Balai Kota Surabaya
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023