pertumbuhan akan jatuh dari 1,7 persen 2011 menjadi 0,2 persen pada 2012.
Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF), Jumat, mengatakan bahwa prospek pertumbuhan Prancis "tetap lemah" dan memperingatkan kemungkinan akan gagal mencapai target pengurangan defisit publik menjadi tiga persen pada tahun depan.
"Pertumbuhan tetap lamban dan prospek jangka pendek bergantung pada risiko penurunan," katanya, mengatakan defisit Prancis 2013 tidak akan turun di bawah 3,5 persen, sementara pertumbuhan akan jatuh dari 1,7 persen 2011 menjadi 0,2 persen pada 2012.
Pemerintahan Presiden Francois Hollande telah membangun anggaran 2013 pada harapan mengurangi defisit tahunannya menjadi tiga persen dari PDB, ambang batas yang dikenakan pada anggota blok mata uang tunggal zona euro.
Namun, tim Hollande ini berharap bahwa pertumbuhan akan pulih menjadi 0,8 persen pada tahun berikutnya, seorang tokoh ekonom di Dana Moneter Internasional (IMF)--"lender of last resort" global--menganggapnya sebagai terlalu optimis.
"Prospek pertumbuhan untuk Prancis tetap rapuh mencerminkan kondisi lemah di Eropa," kata IMF, menyusul konsultasi ssuai "Pasal IV" dengan Prancis, sebuah "check-up" tahunan pada kesehatan ekonomi nasional.
"Dalam lingkungan ini, pertumbuhan diperkirakan melambat tajam dari 1,7 persen pada 2011 menjadi 0,2 persen pada 2012, dan untuk memulihkannya hanya sangat secara bertahap menjadi 0,4 persen pada 2013," kata lembaga itu, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Washington.
"Karena penciptaan lapangan kerja masih lemah, pengangguran diperkirakan akan meningkat lebih lanjut," katanya, memperingatkan upaya pemerintah Eropa untuk mengurangi defisit mereka "akan terus menekan permintaan."
"Pemulihan ekonomi Prancis juga terhambat oleh hilangnya daya saing yang tercermin dalam hilangnya pangsa pasar ekspor dan margin keuntungan yang relatif rendah terhadap mitra Eropa," katanya.
"Kesenjangan daya saing sebagian besar menghambat dalam berfungsinya pasar tenaga kerja dan produk-produk--terutama jasa--terakumulasi dari waktu ke waktu".
Tetapi pernyataan itu mengatakan, direktur IMF sendiri terpecah atas apakah Pemerintah Hollande seharusnya berusaha lebih keras untuk mencoba mencapai target pengurangan defisit, atau memperlonggar pengetatan fiskalnya untuk mendukung pertumbuhan.
(A026)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012