Connecticut, AS (ANTARA News) - Organisasi pro-senjata api yang memiliki pengaruh kuat di Amerika Serikat, National Rifle Association (NRA), pada Jumat, menganggap bahwa sekolah-sekolah di Amerika harus memiliki penjagaan bersenjata.
Hal itu dikatakan Ketua NRA Wayne LaPierre pada hari yang sama ketika warga Amerika melakukan upacara pengheningan cipta bagi para korban penembakan massal di Connecticut.
LaPierre berargumentasi bahwa melarang senjata api tidak akan efektif dan bahkan akan membuat sekolah-sekolah lebih rentan dibandingkan bandar udara, bank serta bangunan publik lainnya yang memiliki penjagaan bersenjata.
"Satu-satunya cara untuk menghentikan orang jahat yang bersenjata adalah dengan orang baik yang bersenjata," kata LaPierre dalam jumpa pers.
Ia mengimbau pihak berwenang untuk menempatkan petugas polisi bersenjata di semua sekolah saat para murid kembali dari liburan Natal mereka pada bulan Januari.
Dengan mengacu kepada Adam Lanza, tersangka pelaku berumur 20 tahun yang masuk ke Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut, pada 14 Desember lalu dan menembak 26 orang--20 di antaranya anak-anak berumur enam dan tujuh tahun--dengan senapan semi otomatis hingga tewas, La Pierre menambahkan, "Adakah orang yang benar-benar percaya bahwa Adam Lanza berikutnya tidak akan berencana menyerang sekolah yang sudah dia kenal?"
Pidato LaPierre, yang juga menganggap bahwa media pemberitaan serta permainan video yang brutal sebagai pihak yang harus disalahkan atas terjadinya penembakan terbesar kedua dalam sejarah AS itu, sempat terhenti dua kali oleh pengunjuk rasa yang membentangkan tulisan dan meneriakkan "hentikan pembunuhan."
Pekan ini para anggota parlemen AS mengimbau pemberlakuan segera bagi larangan kepemilikan senjata api dan Presiden Barack Obama telah membentuk sebuah gugus tugas Gedung Putih yang baru untuk mencari jalan menghentikan kekerasan --yang merupakan tantangan untuk sebuah bangsa dengan budaya kepemilikan senjata api secara individual.
Pernyataan LaPierre mengundang tanggapan dari kalangan yang mendukung pengawasan senjata api.
Dalam jumpa pers, ia tidak memberi kesempatan kepada siapapun untuk bertanya.
Walikota New York, Michael Bloomberg, menunjuk NRA "secara memalukan mengelak dari kriris yang tengah dihadapi oleh negara kita."
"Mereka menawarkan pandangan gila, mengawang-awang tentang Amerika yang lebih bahaya dan penuh dengan kekerasan, yaitu setiap orang dipersenjatai dan tidak ada tempat yang aman," katanya.
Sekira 50 pengunjuk rasa pendukung pengawasan senjata api berdemonstrasi di luar Washington hotel tempat NRA menggelar konferensinya.
"Mereka menyalahkan semua aspek kecuali senjata api itu sendiri," kata Medea Benjamin, pemimpin kelompok perdamaian perempuan Code Pink.
Medea sendiri digiring keluar dari ruang konferensi karena meneriakkan dan membentangkan poster bertuliskan "darah NRA di tangan kalian."
Penembakan massal lainnya terjadi pada Jumat, yaitu ketika seorang pemuda menembak hingga tewas tiga orang sementara tiga polisi mengalami luka-luka d Franstown Township, Pennsylvania, kata laporan surat kabar Altoona Mirror yang mengutip seorang jaksa wilayah.
Dalam insiden itu, si tersangka pelaku dilaporkan menembak dirinya sendiri juga hingga tewas.
(T008)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012