Penambangan ini sudah berlangsung sekitar tiga bulan..."
Tanjungpinang (ANTARA) - Puluhan warga Dompak, Tanjungpinang, menghentikan aktivitas tambang bauksit diduga ilegal di pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau, Jumat malam.
Puluhan warga tersebut sempat menghentikan dua mobil truk BP 8486 BU dan BP 8463 BU yang sedang melintas mengangkut biji bauksit di ruas jalan pusat pemerintahan menuju kapal tongkang yang menunggu di pelabuhan.
"Kami menduga mereka melakukan penambangan ilegal karena menambang di samping Kantor Gubernur dan DPR Kepri pada malam hari," kata salah seorang warga Dompak, Andri.
Andri mengatakan, aktivitas tambang bauksit diduga ilegal yang dilakukan secara terang-terang pada malam hari tersebut sangat disayangkan, apalagi di pusat pemerintahan.
"Jalan yang baru diaspal pemerintah pun rusak akibat lalu lalang mobil pengangkut bauksit itu," ujar Andri.
Warga sempat menahan mobil truk pengangkut bauksit tersebut hingga pukul 21.30 WIB, sebelum dibawa anggota Polsek Bukit Bestari untuk dijadikan barang bukti.
"Kami harapkan warga kembali ke rumah masing-masing, mobil ini kami bawa ke polsek untuk barang bukti," kata Babinkamtibmas Kelurahan Dompak, Aiptu Turhadi kepada warga.
Polisi mengapresiasi tindakan warga yang tidak anarkis dan menyerahknnya kepada pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut.
Sementara itu, Ketua RW 03 Kelurahan Dompak, Muhammad Din, mengatakan bahwa warga kesal dengan ulah para penambang yang diduga melakukan penambangan bauksit ilegal di lahan pemerintahan.
"Penambangan ini sudah berlangsung sekitar tiga bulan, dan kami menyayangkan jalan menjadi rusak," ujarnya.
Pemerintah daerah dan aparat penegak hukum menurut dia harus melakukan tindakan agar para penambang tidak melakukan tindakan-tindakan yang diduga melanggar hukum karena menambang tidak di lahan yang ditentukan.
Hingga pukul 23.00 WIB, sejumlah warga masih dimintai keterangan oleh pihak kepolisian untuk penyelidikan, sementara para sopir truk tidak tahu bauksit itu milik siapa karena hanya bertugas mengangkut.
(KR-HKY/A020)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012