Jakarta (ANTARA) - Pakar Ilmu Kesehatan yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa persiapan diri dan pemahaman terkait COVID-19 yang baik merupakan kunci untuk menyukseskan kegiatan mudik yang berlangsung sejak 19-25 April 2023.

“Tentu kita tidak ingin akan ada banyak yang tertular COVID-19 selama masa sibuk arus mudik dan balik, apalagi kita ketahui bersama bahwa varian Arcturus lebih mudah menular daripada varian sebelumnya,” kata Prof Tjandra kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Prof Tjandra menuturkan dari pengalaman mudik selama ini, sudah pasti masalah kesehatan di jalan menjadi sangat beragam. Oleh karenanya, masyarakat diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan baik agar bisa berkendara dalam keadaan sehat.

Baca juga: KAI: 18.000 pemudik tinggalkan Jakarta lewat Stasiun Gambir hari ini

Sebelum berangkat mudik, pastikan kondisi kendaraan dalam keadaan aman. Kalau membawa bayi dan anak disarankan membawa bekal yang cukup, seperti makanan dan minuman cadangan, popok, bedak, bantal atau mainan sebagai bentuk antisipasi jika terkena kemacetan panjang.

Pastikan selalu membawa obat-obatan yang diperlukan selama perjalanan mudik, baik obat-obat yang memang rutin dikonsumsi untuk penyakit kronik maupun obat darurat yang diperlukan.

Selama diperjalanan, Prof Tjandra mengingatkan untuk segera beristirahat bila tubuh merasa lelah. Sebaiknya pemudik beristirahat setiap empat jam sekali, sambil mematuhi setiap rambu lalu lintas dan arahan petugas.

Bagi pengendara sepeda motor harus menggunakan helm, dan pengendara mobil harus memasang sabuk pengaman saat berkendara demi keamanan dan keselamatan selama perjalanan dengan tidak membawa kendaraan melebihi batas kecepatan.

“Sebaiknya jangan membawa anak mudik dengan sepeda motor, apalagi untuk perjalanan jauh, karena sangat melelahkan untuk anak,” ujarnya.

Menurutnya, penting bagi pemudik untuk mengetahui lokasi pos kesehatan terdekat. Bila ada keluhan sakit, dianjurkan segera berobat ke pos kesehatan, puskesmas atau rumah sakit di sepanjang jalur arus mudik yang tentunya sudah disediakan.

Lebih lanjut, Prof Tjandra mengatakan hal yang harus diperhatikan adalah menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam perjalanan mudik. Kalau bisa, pemudik jangan jajan sembarangan dan selalu cuci tangan secara berkala. Lebih baik lagi selama perjalanan tidak mengonsumsi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam, atau setidaknya menghindari makanan dan minuman yang mudah mengiritasi saluran cerna.

Hal yang lebih penting, kata Tjandra, pandemi COVID-19 masih ada meski jauh terkendali. Hanya saja, dalam beberapa hari ini kasusnya terus meningkat sampai lebih dari seribu orang per hari dengan kematian meningkat jadi dua digit.

Baca juga: Jumlah pemudik melonjak di Pelabuhan Bakauheni, tembus 51.208 orang

Baca juga: Menyiapkan perjalanan mudik yang aman dan sehat

Ia mengimbau agar pemudik tetap berhati-hati. Caranya, bila merasakan keluhan mencurigakan ke arah COVID-19, secepatnya perlu memeriksakan diri menggunakan pemeriksaan antigen dan atau PCR.

Usahakan sudah mendapatkan vaksin booster. Terutama pada kelompok rentan yang tentunya tetap diimbangi dengan penggunaan masker di ruang tertutup dan di dalam kendaraan.

"Dari laporan Singapura menyebutkan bahwa tiga dari 10 kasus di negara itu terjadi akibat infeksi ulang, kekambuhan, jadi mereka yang sudah pernah sakit COVID-19 masih tetap akan dapat jatuh sakit COVID lagi akibat Arcturus atau subvarian XBB.1.16," katanya.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023