Kuala Lumpur (ANTARA News) - Musibah tidak hanya menimpa rakyat Indonesia di Yogyakarta dan Jawa Tengah saja, tetapi juga dialami sekitar 250-an Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Kampung Pasir, Hulu Klang, Kuala Lumpur, Malaysia karena rumah mereka hancur lebur akibat tanah longsor, pada Rabu sore (31/5) Akibat peristiwa tersebut, dua orang tewas terbakar setelah tersambar tiang listrik yang roboh dan dua anak tertimbun reruntuhan tanah dan rumah. Dua jenazah yang hangus terbakar adalah Suri Sinon (72) dan cucunya Hayati Mohd Yunus (24). Dua cicit Suri, Iqlima Mahmud (3 tahun --anak Hayati) dan Lydia Sharul Pahimin (4 tahun --anak saudara Hayati) hingga ini belum ditemukan. Tanah longsor terjadi setelah hujan pada pukul 16.45 waktu setempat. Tiga blok rumah sepanjang 49 pintu yang ditempati 160 warga Indonesia rata ditimpa tanah, batu dan pohon. Tembok penahan tanah sebuah proyek perumahan setinggi kira-kira 100 meter di sekitar perumahan itu juga runtuh. Peristiwa itu diperburuk lagi setelah terjadi konslet listrik yang tiangnya juga roboh dan menyebabkan beberapa unit rumah terbakar. Tanah di kawasan itu adalah milik individu yang disewa kepada ratusan warga Indonesia. Sebagian besar WNI itu berasal dari Jambi dan status mereka di Malaysia adalah penduduk tetap (permanent resident). Ketika kejadian, kebanyakan dari mereka tidak di rumah karena bekerja. Ketua Polisi Daerah Ampang Jaya, Asisten Komisioner Azri Ahmad ketika ditemui di tempat kejadian mengatakan, mayat Suri ditemukan hangus sekitar pukul 21.00 malam, sementara Hayati ditemukan pada pukul 22.25 malam. Sampai kini, evakuasi korban masih berlangsung dengan melibatkan 150 anggota Pasukan Mencari dan Menyelamat Khas Malaysia (Smart), Jabatan Pertahanan Awam, Jabatan Bomba dan Penyelamat, Majlis Perbandaran Ampang Jaya (MPAJ), Dewan Bandaraya Kuala Lumpur (DBKL), Jabatan Kerja Raya (JKR) dan Ikatan Relawan Rakyat Malaysia (Rela) serta dokter dari Rumah Sakit Kuala Lumpur. Pada Kamis siang (1/6), Wakil Duta Besar Indonesia di Malaysia AM. Fachir dan beberapa staf KBRI Kuala Lumpur mengunjungi para korban. Sejak peristiwa itu, mereka untuk sementara ditampung di surau berdekatan dengan tempat kejadian. Banyak masyarakat setempat yang membantu. Terlihat beberapa polisi Malaysia sedang mendata para korban. AM Fachir menyatakan pihak KBRI Kuala Lumpur akan segera membantu mereka, terutama dalam pemberian paspor yang sudah hilang. "Kita akan membuatkan paspor mereka secepat mungkin setelah proses pendataan oleh pihak polisi Malaysia selesai," tegasnya setelah berkunjung dan berdialog dengan para korban.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006