Idulfitri 1444 Hijriah yang akan dirayakan bersamaan dengan Hari Kartini pada tanggal 21 April 2023.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengimbau pemudik kendaraan pribadi yang menempuh jalur darat untuk memperhatikan stamina serta menaati aturan lalu lintas (lalin) demi keamanan dan kelancaran mudik Lebaran 2023.
"Jangan memaksakan diri. Kalau lelah, berhenti istirahat dahulu. Yang penting taati aturan lalu lintas dan apa yang diarahkan oleh petugas tugas di lapangan," kata Yaqut usai acara Peresmian Posko Mudik 2023 Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Sekretariat Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Jakarta, Selasa.
Menag mengingatkan agar para pemudik beristirahat terlebih dahulu apabila kelelahan. Terkait dengan hal tersebut, Yaqut yang menjabat sebagai Ketua Umum GP Ansor itu mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan PT Jasa Raharja mendirikan 603 posko mudik yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Di samping sebagai pusat pengendalian pengaturan lalu lintas, kata dia, di posko tersebut menyediakan pula tempat istirahat bagi para pemudik, tempat salat, hingga layanan lainnya.
"Banser ini menyiapkan 603 posko yang tersebar di sepanjang jalan pantura. Saya kira ini bisa dipakai untuk tempat istirahat bagi para pemudik," ucapnya.
Yaqut pun berkomentar bahwa Idulfitri 1444 Hijriah yang akan dirayakan bersamaan dengan Hari Kartini pada tanggal 21 April sebagai momentum yang kiranya menjadi hadiah bagi perempuan Indonesia.
Baca juga: Wapres: Sikapi potensi beda penetapan Idul Fitri 2023 dengan toleransi
Baca juga: Kemenag akan gelar rukyatul hilal penetapan 1 Syawal di 99 titik
"Alhamdulillah, sebagian saudara-saudara kita akan merayakan Idulfitri bertepatan dengan Hari Kartini. Ini adalah hadiah untuk perempuan Indonesia," tuturnya.
Dengan semangat Idulfitri, Menag berharap perempuan-perempuan Indonesia bisa makin berdaya dan merdeka, sebagaimana pesan Idulfitri yang artinya memerdekakan diri.
"Ada alasan mengapa Indonesia disebut sebagai Ibu Pertiwi, yakni karena peran seorang ibu juga kaum perempuan sangat menentukan kemajuan negeri ini," ujarnya.
Yaqut juga mengingatkan masyarakat terkait dengan perbedaan waktu perayaan Idulfitri 1444 Hijriah. Perbedaan itu agar disikapi dengan arif dan bijaksana.
"Indonesia berdiri juga karena berbeda, bukan karena sama, yang terpenting adalah bagaimana kita merayakan Lebaran yang berbeda itu untuk saling menghormati, jangan buat ikhtilaf (perbedaan) ini menjadi iftiraq (perpecahan)," tuturnya.
Menurut dia, perbedaan di tengah masyarakat Indonesia yang plural merupakan hal yang lumrah sehingga bukan alasan untuk memicu sebuah perpecahan.
"Jangan menjadikan perbedaan menjadi perpecahan. Malah kita harus bersyukur lebarannya berkali-kali," kata Yaqut.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023