Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga, baik dari sisi permodalan, risiko kredit, maupun likuiditasJakarta (ANTARA) -
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Selasa, mengungkapkan hasil stress test BI menunjukkan ketahanan perbankan Indonesia yang kuat.
"Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga, baik dari sisi permodalan, risiko kredit, maupun likuiditas," ungkap Perry.
Ke depan, BI terus memperkuat sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global, yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan.
Ia membeberkan, permodalan perbankan yang kuat terlihat dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 26,02 persen pada Februari 2023. Risiko kredit juga terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah, yaitu 2,58 persen (bruto) dan 0,75 persen (neto) pada Februari 2023.
Cerminan ketahanan perbankan lainnya juga terlihat dari likuiditas perbankan pada Maret 2023 yang terjaga didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7 persen (yoy). Di sisi lain, likuiditas perekonomian juga memadai tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang masing-masing tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy) dan 6,2 persen (yoy).
Likuiditas perbankan dan perekonomian yang memadai berkontribusi positif mendorong peningkatan kredit atau pembiayaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sejalan dengan arah kebijakan likuiditas BI yang akomodatif, Perry menyebutkan indikator rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pun tercatat tinggi, yakni 28,91 persen pada Maret 2023.
"Selain penyaluran kredit atau pembiayaan bagi dunia usaha, likuiditas yang memadai turut mengarahkan suku bunga perbankan agar kondusif mendukung pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
Di pasar uang, lanjut dia, suku bunga IndONIA tetap rendah sebesar 5,65 persen pada 17 April 2023. Imbal hasil surat berharga negara (SBN) tenor jangka pendek tercatat 6,24 persen atau menurun 20 basis poin (bps) dibandingkan dengan level Februari 2023, sedangkan imbal hasil SBN tenor jangka panjang terkendali.
Suku bunga deposito satu bulan pada Maret 2023 juga tercatat rendah di level 4,1 persen, turun 2 bps dibandingkan dengan Februari 2023. Suku bunga kredit pun kondusif mendukung permintaan kredit, yakni sebesar 9,38 persen atau meningkat 4 bps dibandingkan dengan level bulan sebelumnya
Perry menekankan, pihaknya akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendorong berlanjutnya peningkatan kredit atau pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga: BI: Kredit perbankan tetap tinggi dan tumbuh 9,93 persen pada Maret
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani masih waspadai krisis perbankan Eropa dan AS
Baca juga: BRI bayarkan dividen tunai Rp34,89 triliun kepada pemegang saham
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023