Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perhubungan (Dephub) mengungkapkan, sistem hidrolik sedikitnya 25 pesawat jenis B 737-200 di tanah air ternyata bermasalah, tetapi setelah mengalami perbaikan, kini mereka sudah beroperasi kembali.
"Dari hasil pemeriksaan 50 pesawat B 737-200 pasca insiden B 737-200 Batavia Air di Bandara Soekarno-Hatta, sebanyak 25 pesawat bermasalah hidroliknya dan sisanya normal. Namun, setelah diperbaiki, mereka diijinkan terbang kembali," kata Dirjen Perhubungan Udara, Dephub, M. Iksan Tatang menjawab pers di sela simposium "Towards Safety, Reliability and Profitability of The Indonesian Aviation Industry" di Jakarta, Kamis.
Simposium itu sendiri diprakarsai oleh Indonesia National Carriers Association (INACA) sebagai sebuah titik awal dari implementasi untuk mencapai sasaran dan tujuan Rapat Umum Anggota (RUA) INACA 2006 di Bali sebagai persiapan menghadapi tantangan global.
Tatang menjelaskan, total populasi pesawat jenis B 737-200 yang relatif sudah tua dan memang sering menimbulkan masalah dalam beberapa tahun terakhir mencapai 72-75 unit pesawat. "Namun yang operasi saat pemeriksaan digelar hanya sekitar 50 unit pesawat, sisanya sebanyak 20-an unit pesawat sedang menjalani perawatan di bengkel pesawat dalam dan luar negeri," kata Tatang.
Pemeriksaan terhadap 20-an pesawat tersebut, sesaat setelah mengalami perawatan rutin, kata Tatang, juga akan dilakukan demi terjaganya komitmen keselamatan dan keamanan penerbangan (kespen).
Tatang juga menjelaskan, saat pemeriksaan dilakukan beberapa waktu lalu dan ditemukan adanya "masalah" pada sistim hidroliknya, jadual dan rute penerbangan domestik selama 2-3 hari sempat terganggu sehingga sejumlah rute penerbangan sempat dihapus sementara.
"Tetapi kini sudah normal kembali," katanya.
Tatang enggan merinci, maskapai mana saja yang memiliki 25 pesawat B 737-200 yang bermasalah tersebut. "Tidak etis, kalau saya sebut. Anda sebagai konsumen tahu sendiri lah," katanya.
Total populasi pesawat jenis itu di dunia hingga saat ini, menurut data Dephub, sekitar 400 unit pesawat dan tersebar di berbagai kawasan. Dari jumlah itu, 90-an di antaranya ada di Asia dan dari jumlah itu, sekitar 70-75 unit dioperasikan di Indonesia.
Beberapa maskapai domestik yang diketahui mengoperasikan pesawat jenis ini antara lain, Mandala Airlines (13 unit), Sriwijaya Air, Batavia Air dan Adam Air (6 unit).
Menhub Hatta Rajasa sendiri beberapa waktu lalu menekankan komitmennya untuk melarang impor pesawat B 737-200 itu. "Saya mendorong agar maskapai menghindari jenis pesawat tua ini karena selain sering bermasalah, performansinya kurang bagus. Sering batuk-batuk, biasa kan sudah tua," kata Hatta.
Menteri dari PAN yang berambut perak ini juga pernah menekankan, meski pesawat tersebut, suara bisingnya diredam dengan sebuah peralatan canggih, pemerintah tetap akan melarangnya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006