Bulan Juni lalu, saya tahu Tjoko Candra ada di Bali"

Denpasar (ANTARA News) - Ditengah upaya Indonesia untuk mengekstradisi Djoko Candra, berita miring beredar bahwa buronan kasus cessie Bank Bali itu diduga sering keluar masuk Bali dengan leluasa.

"Bulan Juni lalu, saya tahu Tjoko Candra ada di Bali," kata Iwan Pilliang, seorang pegiat media sosial atau citizen journalism di Denpasar, Bali, Kamis.

Hanya saja, kata dia, tidak mengetahui persis jalur-jalur pelarian pria yang sudah berganti nama menjadi Joan Chen itu, yang bisa keluar masuk ke Indonesia tanpa bisa dicegah aparat.

Untuk jalur dan bagaimana dia (Tjoko) bisa datang selamat ke Indoensia, Iwan mempersilakan hal itu ditanyakan ke pengacara kondang OC Kaligis yang dianggap mengetahui persis masalah itu.

Bagi Iwan, leluasanya petinggi PT Era Giat Prima (EGP) itu datang dan pergi ke Tanah Air, bukanlah hal yang aneh dan baru.

"Itu hal biasalah di negeri kita, karena lemahnya penegakkan hukum di Indonesia," katanya.

Upaya untuk dapat memulangkan atau membawa paksa buronan yang sekarang sudah memiliki kewarganegaraan Papua Nugini itu, kata Iwan, sebenarnya bisa dilakukan.

"Saya sudah lama ngomong. Kalau ada publik yang betul-betul mau memberi dukungan pembiayaan ke saya, saya bisa tangkap, saya kan bilang begitu," ucapnya.

Hal sama telah dibuktikan Iwan dalam kasus Muhammad Nazarudin yang menjadi buronan beberapa bulan itu, sebenarnya dia telah mengetahui keberadaan mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat saat bersembunyi di luar negeri.

Sebagai aktivis media sosial, sebenarnya Iwan mengaku telah melacak keberadaan buronan negara yang kabur ke luar negeri seperti dalam kasus Nunun Nurbaiti dan David.

Terkait upaya Djoko berganti-ganti nama yang dipakai modus untuk bisa mengelabuhi petugas sehingga bisa leluasa datang dan pergi di Indonesia, menurut Iwan kemungkinan itu bisa saja.

"Karena hukum lemah di sini, kalau soal kepastian Djoko datang ke Indonesia, tanyakan ke Kaligis lah," ujarnya.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012