Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan dia dan istrinya Ibu Ani Yudhoyono suka berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional, bahkan hingga sekarang pegawai di rumahnya masih tetap berbelanja ke pasar tradisional.
"Saya sama istri dari dulu pengunjung setia pasar, terutama pasar di Cijantung. Tetapi sekarang kalau saya masuk pasar malah rusak pasarnya, karena pada ingin berjabat tangan lalu nabrak barang sana barang sini," katanya dalam acara ulang tahun Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Istora Senayan Jakarta, Kamis.
Ditambahkannya, pegawai di rumah pribadi di Cikeas sampai saat ini masih tetap berbelanja di pasar tradisional.
"Jadi tahu, tempe, sayur, lauk pauk yang saya makan dan kerupuknya juga dibeli di pasar tradisional sampai sekarang," katanya yang disambut tepuk tangan meriah dari sekitar 5.000 hadirin yang memenuhi kursi di Istora tersebut.
Menurutnya, untuk mengundang pembeli datang memenuhi pasar tradisional, dia meminta agar para pedagang turut membantu untuk mempercantik dan memperindah tempat berjualannya, sehingga para pembeli menjadi tertarik berbelanja ke pasar tradisional.
"Orang suka berbelanja ke pasar kalau makin menarik, makin bersih, makin enak tempat parkirnya, makin tertata barang-barangnya, makin aman dari copet dan pencuri, makin aman dari kebakaran. Mari kita kelola dan bangun pasar itu sehingga tidak kalah bersaing dengan pasar-pasar modern yang besar," katanya.
Suasana Istora kali itu terlihat berbeda karena sekitar 5.000 pedagang pasar dari Jakarta dan sekitarnya itu, datang dengan pakaian yang biasa mereka pakai sehari-hari saat berjualan di pasar. Ibu-ibu berkerudung dan bapak-bapak berpeci dengan pakaian sederhana tampak bersemangat mendengarkan pidato presiden Yudhoyono.
Anak-anak kecil berlarian kian kemari, sementara para remajanya asik merokok di ruang yang sudah pengap itu. Tepuk tangan keras dan siulan berkali-kali terdengar dari para pedagang yang datang dengan ratusan bus metromini menyambut perkataan simpati presiden.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006