"Selama Ramadhan kami melakukan pengawasan terkait produk pangan yang beredar, kemudian pengawasan makanan buka puasa berkaitan dengan takjil. Ini titik ke sembilan, sebelumnya semua memenuhi syarat dan hari ini kita menemukan satu sampel mengandung formalin," kata Kepala BBPOM di Denpasar I Made Bagus Gerametta.
Dalam pengawasan pangan buka puasa yang dilakukan di Pasar Takjil Ramadhan, Masjid Baiturrahmah atau dikenal dengan Kampung Muslim Wanasari di Denpasar, Selasa, BBPOM menguji 21 sampel.
Selain sate lilit ikan yang dicurigai mengandung formalin, BBPOM juga mengambil sampel makanan berwarna, bakso, kerupuk dan jajanan yang berpotensi mengandung boraks.
Tak ada temuan terhadap 20 sampel lainnya, sementara pada sate lilit ikan BBPOM mendapat adanya zat formalin terlihat dari cairan yang berubah warna menjadi ungu bahkan setelah tiga kali diuji.
"Itu dilakukan penelusuran dan diberikan edukasi ke penjualnya, kita harap ke depan tidak terjadi lagi. Pedagang kan yang menjual, ini kan bahan bakunya yang kita cari dari mana asalnya bahan ikan tersebut," ujar Gerametta.
Selanjutnya, BBPOM mengaku akan memberi pembinaan terhadap pedagang, agar pedagang berhati-hati dalam memilih bahan baku untuk dijadikan produk pangan.
"Tentu kepada para pelaku usaha agar memproduksi pangan yang memenuhi syarat, menggunakan bahan yang baik. Kemudian untuk pembeli harus cerdas memilih produk pangan agar terhindar dari bahaya yang dapat merugikan kesehatan kita," imbaunya.
Adapun ciri-ciri bahan baku ikan yang mengandung formalin umumnya tidak dicari lalat dan bertekstur kenyal, namun apabila bahan baku telah menjadi produk olahan maka dipastikan hanya dapat dicek melalui uji laboratorium.
"Kalau kita mau tahu mengandung formalin saat sudah jadi produk makanan susah, satu-satunya untuk mengetahui ya uji laboratorium mengandung formalin atau tidak," tuturnya.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023