Di sinilah demokrasi diuji. Bagaimana setiap kandidat yang jelas sebagai calon pemimpin dites kematangan politik dan demokrasinya. Buktikan dong jargon siap kalah siap menang yang selalu didengungkan di awal Pilkada,"

Jakarta (ANTARA News) - Kedewasaan berpolitik dan kematangan dalam berdemokrasi harus dimiliki oleh siapapun yang masuk dalam arena politik praktis, sehingga ke depan, Indonesia bisa lebih matang dalam berpolitik, baik local, regional, maupun internasional.

Pengamat politik Arbi Sanit mengemukakan hal itu di Jakarta, Kamis, menanggapi munculnya rencana gugatan pasca pelaksanaan Pilkada Kota Bekasi Minggu (16/12).

Sebelumnya diberitakan, setelah pencoblosan dan munculnya hasil quick count (penghitungan cepat) sejumlah lembaga survei, dua pasangan calon Walikota Bekasi, Sumiyati Mochtar Mohamad-Anim Imamudin dan Dadang Mulyadi-Lukman Hakim menyatakan akan menyiapkan gugatan untuk dibawa ke Mahkamah Kontitusi (MK).

Menurut Arbi Sanit, kekecewaan atas hasil Pilkada wajar, termasuk di Kota Bekasi. Yang terpenting, jika kekecewaaan itu muncul atas temuan kesalahan Pilkada, tunjukan bukti-bukti kuatnya.

Karena gugatan atas itu diperbolehkan dan ada koridor hukumnya. Tapi, jangan sampai gugatan itu muncul hanya semata karena kalah atas pertarungan di Pilkada. Sampai-sampai temuan dan bukti-bukti tidak kuat. Bahkan ada yang sampai dibuat-buat. Jika itu yang terjadi, gugatan yang dilayangkan orientasinya hanya kekuasaan, bukan demokrasi.

”Di sinilah demokrasi diuji. Bagaimana setiap kandidat yang jelas sebagai calon pemimpin dites kematangan politik dan demokrasinya. Buktikan dong jargon siap kalah siap menang yang selalu didengungkan di awal Pilkada," kata Arbi.

Jika ada pemimpin, lanjut Arbi Sanit, hanya bicara kekuasaan semata, yang ada dia hanya mementingkan dirinya dan kelompoknya.

"Pasca Pilkada, siapapun harus mampu menahan diri untuk kepentingan bersama. Jangan sampai kondisi yang sudah terjaga dan kondusif jadi ricuh akibat nafsu kekuasaan elit," demikian Arbi Sanit. (*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012