Khartoum (ANTARA) - Jumlah korban tewas akibat bentrok antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) terus bertambah menjadi 144 jiwa, ungkap Komite Pusat Dokter Sudan (CCSD), Selasa.
"Jumlah korban meningkat pesat seiring dengan terus berlanjutnya pertempuran sengit dan memburuknya kapasitas rumah sakit dalam menerima kasus-kasus cedera. Keterbatasan pergerakan akibat kebakaran dan ditutupnya beberapa rumah sakit akibat serangan dan pemadaman listrik juga membuat situasi semakin rumit,” kata CCSD.
Pertempuran antara SAF dan RSF masih berlanjut dalam empat hari berturut-turut dengan semakin intensifnya serangan udara dan tembakan artileri, terutama di dalam dan sekitar markas tentara.
Tentara Sudan dan RSF saling tuding sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam serangan terhadap para diplomat asing yang terjadi Senin. Di antara yang diserang adalah Duta Besar Uni Eropa untuk Sudan Aidan O'Hara di kediamannya dan iring-iringan diplomat Amerika Serikat.
Baca juga: Anggota DPR berkoordinasi dengan KBRI Khartoum pastikan WNI Sudan aman
Panglima tentara Sudan Jenderal Abdul Fattah Alburhan sudah berjanji mengampuni para prajurit RSF yang bersedia menyerahkan diri kepada SAF.
Kedua pihak telah sepakat melakukan gencatan senjata selama empat jam. Upaya-upaya mediasi pada tingkat regional dan internasional sedang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) demi meredakan konflik sekaligus mengevakuasi ratusan warga sipil yang ditahan di daerah-daerah yang menjadi tempat bentrokan.
Sejak Oktober 2021 Sudan diamuk krisis politik setelah militer menggulingkan pemerintahan transisi pimpinan Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan memberlakukan keadaan darurat.
Baca juga: Para pemimpin negara Afrika Timur akan bertemu bahas konflik Sudan
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023