Hari ini merupakan babak baru dalam sejarah perjalanan EDM dan Eranyacloud. Dengan resmi melantai di BEI, kami semakin dekat menuju visi kami yaitu menjadi perusahaan teknologi yang terus berinovasi dalam mengembangkan produk maupun jasa dengan pelay

Jakarta (ANTARA) - PT Era Digital Media Tbk atau EDM (kode saham: AWAN) resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, dengan saham dibuka naik 35 persen menembus batas atas atau Auto Reject Atas (ARA) ke posisi Rp135 dari harga penawaran Rp100 per lembar saham.

Saham AWAN berada di level tertinggi Rp135 per saham dan level terendah Rp135 per saham. Total frekuensi perdagangan 699 kali dengan volume perdagangan 19,821 saham dan nilai transaksi harian Rp267,58 miliar.

Direktur EDM Shaane Harjani menyampaikan perseroan melepas sebanyak 75 juta saham dengan harga penawaran umum sebesar Rp100 per saham, sehingga dana hasil IPO yang diperoleh sebesar Rp75 miliar.

Baca juga: Era Digital Media via entitas targetkan laba naik 100 persen usai IPO

Dia menyampaikan dana hasil IPO akan digunakan untuk investasi pada entitas anak yaitu PT Era Awan Digital (Eranyacloud) sebanyak 80 persen, serta sisanya untuk menambah modal kerja EDM sebanyak 20 persen dari total dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya terkait IPO.

“Hari ini merupakan babak baru dalam sejarah perjalanan EDM dan Eranyacloud. Dengan resmi melantai di BEI, kami semakin dekat menuju visi kami yaitu menjadi perusahaan teknologi yang terus berinovasi dalam mengembangkan produk maupun jasa dengan pelayanan terbaik di Indonesia,” ujar Shaane.

Shaane menjelaskan 80 persen dana hasil IPO yang disalurkan kepada entitas anak Eranyacloud, 70 persen dana akan digunakan untuk pembelian 189 server yang akan dipergunakan untuk penambahan kapasitas server dan juga akan digunakan sebagai pengembangan beberapa produk baru yang rencananya akan launching pada 2023.

Lanjut dia, produk tersebut di antaranya adalah Eranyacloud Dashboard, Simple Storage Service (S3 Storage), Content Delivery Network (CDN) dan GPU Server (Graphics Processing Unit).

Sebanyak 30 persen sisanya untuk modal kerja Eranyacloud meliputi gaji dan kesejahteraan karyawan, sewa kantor, harga pokok penjualan (HPP), kegiatan pemasaran, sertifikasi perusahaan dan pengembangan karyawan untuk mendukung pemasaran, pengembangan produk dan operasional Eranyacloud.

Baca juga: Merdeka Battery resmi melantai di bursa raih dana Rp 9,2 triliun

Hingga akhir periode penawaran umum, perseroan mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 114,8kali pada pemesanan penjatahan terpusat atau pooling allotment.

Menanggapi hal tersebut, Head of Equity dari Samuel Sekuritas Indonesia Joseph Soegandhi, selaku salah satu Penjamin Pelaksana Emisi Efek berpendapat bahwa fenomena ini mencerminkan kepercayaan yang luar biasa oleh masyarakat Indonesia atas prospek kinerja fundamental AWAN di masa yang akan datang.

“Mengingat industri Cloud Computing Indonesia yang masih didominasi oleh pemain besar dunia sepeti Amazon Web Service, Google Cloud, Alibaba Cloud, dan Microsoft Azure, kehadiran AWAN akan menjadi alternatif yang segar bagi masyarakat Indonesia untuk mendukung perusahaan Cloud Computing Service milik tanah air” ujar Joseph.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023