Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo di Gorontalo, Senin malam, mengatakan tradisi tahunan itu dilakukan dengan pemasangan lampu minyak, lampu botol, di halaman rumah dinas bupati setempat.
Tradisi Tumbilotohe dimulai dengan doa bersama, buka puasa, Shalat Maghrib, dan menyalakan lampu minyak di "arkus" yang terbuat dari bambu dihiasi daun kelapa.
"Alhamdulillah malam ini kita kembali merasakan Tumbilotohe, sebuah budaya yang setiap tahun kita rayakan pada bulan Ramadhan," ucap dia.
Baca juga: Umat Islam di Gorontalo Utara antusias laksanakan tradisi Tumbilotohe
Bupati Nelson Pomalingo menjelaskan pelaksanaan tradisi Tumbilotohe suatu bentuk kegembiraan umat Islam dalam menyambut Idul Fitri.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga kebersamaan, kemurnian Ramadhan, hingga Idul Fitri mendatang.
Ia mengungkapkan tentang makna tradisi Tumbilotohe sebagai suatu semangat dan tanda bulan suci Ramadhan segera berlalu untuk selanjutnya masyarakat menyambut hari kemenangan pada Idul Fitri.
"Oleh karena itu, hari ini kita senang, karena insyaallah menang kembali ke fitrah, di sisi lain kita sedih akan ditinggalkan Ramadhan," kata dia.
Ia mengajak seluruh masyarakat setempat untuk menyemarakkan pelaksanaan tradisi khas daerah setempat itu.
Baca juga: Pemkab Gorontalo kembali gelar tradisi Tumbilotohe secara meriah
Baca juga: Pemkab Gorontalo lakukan tradisi tumbilotohe secara sederhana
Baca juga: Desa konservasi budaya dijadikan pusat tradisi Tumbilotohe
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023