Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menurunkan harga bahan bakar gas (BBG) bagi kebutuhan transportasi sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan bahan bakar tersebut. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Kamis, mengatakan, harga BBG yang berlaku saat ini sebesar Rp3.000 per liter setara premium dinilai masih cukup mahal. "Kita masih hitung berapa penurunannya. Departemen Perhubungan sudah mengusulkan harga BBG sebesar Rp2.200 per liter setara premium," katanya. Namun demikian, Purnomo mengatakan, pemerintah juga harus memperhitungkan dampak penurunan harga BBG tersebut bagi PT Pertamina sebagai produsen. Selain penurunan harga BBG, pemerintah juga telah meminta agar tarif angkut gas yang saat ini ditetaplan PT PGN Tbk juga bisa diturunkan. "Kesulitannya memang PGN adalah perusahaan terbuka, sehingga tidak bisa begitu saja menurunkan harga," katanya. Sedang PLN, lanjut Purnomo, sudah bersedia menurunkan tarif pemakaian kompresor di stasiun BBG dengan mengubah golongan tarif bisnis menjadi industri. Purnomo mengatakan, pemerintah akan memfokuskan pemanfaatan BBG bagi taksi dan bus di wilayah Jakarta dan Surabaya. Mengenai volume gas, Purnomo mengatakan, hal itu tidak menjadi masalah, karena kebutuhan di DKI Jakarta hanya 3,5 juta kaki kubik per hari. "Selain itu, pada akhir tahun ini, akan masuk 650 juta kaki kubik per hari dari Sumatera Selatan ke Jawa bagian barat," katanya. Kebutuhan gas di Surabaya juga tidak masalah, karena di wilayah itu banyak terdapat lapangan gas yang bisa langsung memasok. Menyangkut harga converter kit yang saat ini masih cukup mahal, Purnomo mengatakan, pemerintah telah menyediakan dana bergulir bagi masyarakat yang akan membeli alat itu.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006