Jadi, ada inefisiensi 80 persen atau setara Rp320 triliun dalam APBN kita,"

Jakarta (ANTARA news) - Mata uang rupiah melanjutkan pelemahan sebesar 25 poin terhadap dolar AS pada Rabu sore seiring dengan penanganan "fiscal cliff".

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Rabu sore bergerak melemah 25 poin menjadi Rp9.660 dibanding posisi sebelumnya Rp9.635 per dolar AS.

"Kebijakan the Fed menambah likuiditas sebesar 45 juta dolar AS per 1 Januari 2013 sebagai antisipasi `fiscal cliff` direspons dengan penguatan dolar AS akibat kemungkinan ketidakpastian itu," kata pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan, perkembangan terbaru, level pendapatan yang bisa dikenakan pajak diusulkan menjadi 400.000 dolar AS per tahun dengan target pendapatan pajak sebesar 1,2 triliun dolar AS dalam 10 tahun.

"Dengan usulan baru itu mendapat respons positif dari investor global. Keberhasilan mengatasi `fiscal cliff` memberi ekspektasi ekonomi AS akan menguat di tahun 2013," kata dia.

Ia menambahkan, dari dalam negeri, ada penurunan kepemilikan asing menjadi Rp271,71 triliun pada minggu lalu.

Menurut dia, turunnya posisi asing itu disertai turunnya imbal hasil "benchmark" 10 tahun yang mulai terkoreksi walaupun masih cukup rendah. Sementara dari pasar saham, kepemilikan asing mencatat kenaikan sebesar 40,4 juta dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Rabu (19/12) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya menjadi Rp9.649 dibanding posisi sebelumnya Rp9.643 per dolar AS.
(KR-ZMF/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012