Kuala Lumpur (ANTARA) - Bazar Ramadhan di setiap negeri hingga berbuka puasa bersama di lapangan yang luas menjadi kegiatan yang dinanti masyarakat di Malaysia saat bulan suci tiba.
“Bazar Ramadhan itu selalu ada. Yang di Jalan Raja Alang itu malah sudah lama ada, setiap tahun selalu ramai seperti itu. Yang datang ya dari mana-mana,” kata warga negara Indonesia (WNI) asal Jawa Timur Takhsis Ansori di Kuala Lumpur, Senin.
Bazar Ramadhan, menurut dia, memang tidak hanya ada di Jalan Raja Alang, Kampung Baru saja. Dirinya memperkirakan puluhan kegiatan serupa, yang mempertemukan penjual juadah atau takjil dengan pembeli itu, ada di Kuala Lumpur dan sekitarnya.
Namun demikian, pekerja migran Indonesia yang sudah 30 tahun bekerja di Malaysia itu mengatakan, Bazar Ramadhan yang ada di Jalan Raja Alang termasuk salah satu yang tertua, karena sekitar tahun 1960-an kegiatan itu sudah ada di sana.
“Wis pokoknya macam-macam, mau beli makanan apa saja ada di sana,” kata Takhsis, mencoba menjelaskan begitu banyaknya jenis makanan dan minuman yang ditawarkan di setiap bazar Ramadhan.
Beberapa makanan memang memiliki kesamaan dengan apa yang ada di Indonesia, seperti martabak telur, putu bambu, hingga kuih tepung pelita yang berbahan dasar dari tepung beras dan memiliki rasa hampir sama dengan bubur sumsum. Beda makanan tersebut hanya pada jenis gula yang digunakan.
Tidak hanya masyarakat awam yang sering datang ke bazar Ramadhan. Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al Sultan Abdullah hingga Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim beberapa kali mendatangi Bazar Ramadhan yang ada di berbagai negeri.
Pada Sabtu (15/4), Agong juga mengunjungi bazar Ramadhan Mahkota Square di Kuantan, yang merupakan ibu kota dari Negeri Pahang. Bahkan bersama Permaisuri Agong, Raja Malaysia berbuka puasa bersama rakyat di Padang Majilis Bandaraya Kuantan.
Berbuka puasa di padang rumput yang luas bersama-sama juga menjadi salah satu tradisi saat Ramadhan di Malaysia. Lokasi yang ramai didatangi warga di Kuala Lumpur untuk berbuka bersama-sama adalah Dataran Merdeka.
Masyarakat yang datang dari berbagai wilayah di Kuala Lumpur dan sekitarnya akan menggelar tikar atau alas duduk, serta membawa makanan mereka sendiri untuk berbuka puasa bersama dengan keluarga maupun teman dan sahabat mereka di padang rumput tersebut.
Buka bersama juga dilakukan beberapa kali oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, yang secara bergantian mengundang counterpart mereka di sana. Kegiatan tersebut tentu sejalan dengan tema Keketuaan ASEAN Indonesia 2023, yakni mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia.
Konsul Jenderal RI Johor Bahru Sigit S Widiyanto mengatakan kegiatan tersebut sebagai bentuk silaturahmi dan persaudaraan antar-masyarakat ASEAN di momen Ramadhan, menjaga hubungan baik dengan mitra kerja mereka di berbagai sektor di wilayah kerjanya, yakni Negeri Johor, Melaka, Pahang dan Negeri Sembilan.
Oleh karena itu, menurut dia, kegiatan buka bersama di KJRI Johor Bahru diadakan beberapa kali selama bulan Ramadhan. Pada Minggu (9/4) lalu, mereka juga berbuka puasa bersama mitra kerja di bidang sosial budaya, ekonomi dan perdagangan, hingga media massa.
Kegiatan buka puasa bersama tentu juga dilakukan WNI di Malaysia. Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Muhammad Ali Imran mengatakan berbagai kegiatan khusus di bulan Ramadhan mereka laksanakan bersama, mulai dari berbuka puasa hingga shalat Tarawih berjamaah.
Shalat Tarawih bersama secara rutin setiap hari selama Ramadhan juga dilakukan warga Muhammadiyah di tiga lokasi berbeda di Kuala Lumpur. Sementara pengajian atau Kajian Inspirasi Ramadhan dilakukan pada akhir pekan dengan pembicara berbeda-beda.
Baca juga: 3 juta kendaraan diperkirakan tinggalkan Kuala Lumpur jelang Lebaran
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023