Sejak resmi melakukan spin-off pada 10 Oktober 2022, SGN memiliki peran yang sangat besar karena menjadi salah satu program strategis nasional yang bukan hanya dari sisi pangan, tapi juga sektor energi dalam hal ini bio ethanol
Surabaya (ANTARA) - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) pada 2023 menargetkan produksi gula bisa mencapai 1 juta ton atau naik dibandingkan produksi dari 36 Pabrik Gula (PG) yang dikelola tahun 2022 sebanyak 850.000 ton gula.
Direktur Utama SGN Aris Toharisman dalam keterangannya di Surabaya, Senin, mengatakan, dari produksi gula tersebut dibutuhkan produksi tebu sebanyak 17,3 juta ton atau meningkat dari produksi tanaman tebu tahun 2022 sebanyak 13,7 juta ton.
"Sejak resmi melakukan spin-off pada 10 Oktober 2022, SGN memiliki peran yang sangat besar karena menjadi salah satu program strategis nasional yang bukan hanya dari sisi pangan, tapi juga sektor energi dalam hal ini bio ethanol," katanya.
Menurut dia, pihaknya mendapatkan target nasional pada 2028 agar dapat mencapai swasembada gula langsung atau konsumsi sedangkan pada 2030 targetnya bisa swasembada gula total (konsumsi dan industri).
"Pada 2030, target SGN pada produktivitas tebu yakni 92 ton per hektare, dengan rendemen 8,5 persen, dan produksi gula bisa mencapai 2,2 juta - 2,4 juta ton, kemudian ditambah produksi dari swasta 1,5 juta - 2 juta ton, maka akan tercapai 4,9 juta ton, dan itu sudah melebihi dari kebutuhan gula nasional," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk mencapai target-target tersebut, pihaknya saat ini juga fokus melakukan pengembangan lahan tebu HGU, proyeksinya pada 2030 SGN akan mengelola seluas 670.000 ha dengan jumlah tebu giling hingga 62 juta ton.
SGN masih terus melakukan penambahan-penambahan lahan, dari tahun sebelumnya mengelola area seluas 154.000 hingga 160.000 ha, saat ini sudah bertambah menjadi 175.000 ha.
"Penambahan lahan itu dari berbagai sumber, pertama dari lahan-lahan HGU PTPN Group, dari lahan non tebu misal sebelumnya adalah lahan kakao menjadi lahan tebu. Kemudian nanti ada lahan Perhutani, seperti program Agroforesty dan perhutanan sosial yang akan dimanfaatkan petani rakyat untuk tanaman tebu yang jumlahnya belum pasti," ucapnya.
Aris menjelaskan, melalui transformasi entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pergulaan melalui SGN, diharapkan dapat mendorong tercapainya swasembada gula sekaligus mensejahterakan petani tebu sebab petani tebu rakyat kini sudah tidak perlu lagi membawa tebunya ke PG yang terlalu jauh sehingga lebih efisien biaya transportasi serta harga gula yang tidak terlalu fluktuatif.
"Dengan dipegang satu entitas, BUMN gula menjadi satu koordinasi di bawah SGN, maka tidak ada lagi yang namanya persaingan antar PG dalam mendapatkan tebu petani, cost yang lebih rendah, ada kepercayaan petani kepada SGN, lalu bagaimana kita menjual gula dan tetes sehingga kita bisa mengontrol pasar," tuturnya.
Baca juga: SGN-Kejati Jatim komitmen jalankan tata kelola perusahaan yang baik
Baca juga: Produksi gula dan tebu di Jawa Timur tertinggi nasional
Baca juga: Presiden Jokowi perintahkan jajaran tingkatkan produksi gula konsumsi
Pewarta: Abdul Hakim/Naufal Ammar Imaduddin
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023