Nanjing (ANTARA) - Penggalian kedua dimulai di sebuah situs neolitikum di Provinsi Jiangsu, China timur, pada Sabtu (15/4), tiga dekade setelah penggalian pertama, yang menemukan lebih dari 4.000 benda peninggalan.

Situs peninggalan Sanxingcun di Distrik Jintan, Kota Changzhou, yang mencakup area seluas sekitar 350.000 meter persegi itu berusia antara 5.500 hingga 6.500 tahun, menurut Li Moran, wakil peneliti di Institut Arkeologi di bawah Akademi Ilmu Sosial China yang bertanggung jawab atas penggalian di lokasi tersebut.

Dia mengatakan kali ini penggalian akan dilakukan di area seluas 800 meter persegi, yang mencakup area tempat tinggal dan situs pemakaman. Pekerjaan itu diperkirakan akan selesai pada akhir tahun ini.

Penggalian pertama dilakukan antara tahun 1993 dan 1998, ketika para arkeolog menemukan 1.200 lebih sisa-sisa jasad manusia di lebih dari 1.000 makam di area seluas lebih dari 500 meter persegi, termasuk 200 lebih tengkorak lengkap. Sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China bersama dengan Distrik Jintan tentang DNA tulang-tulang itu sedang dilakukan.

Para arkeolog juga telah menemukan sejumlah besar artefak giok, periuk, tembikar, dan benda dari tulang, serta beras yang telah dikarbonisasi.

Para arkeolog juga telah menemukan sejumlah besar artefak giok, periuk, tembikar, dan benda dari tulang, serta beras yang telah dikarbonisasi

Li Moran menyebutkan bahwa dengan mempertimbangkan ukuran situs peninggalan Sanxingcun, populasinya yang besar, perbedaan jumlah dan klasifikasi benda pemakaman, dan tata letak situs yang terdiri dari area pemakaman, produksi kerajinan tangan, dan tempat tinggal yang terpisah-pisah, masyarakat pada masa itu telah mulai menjadi kompleks, dan kemungkinan sedang berada dalam periode transisi menuju ketidaksetaraan.

"Penggalian kedua dapat membantu kami belajar lebih banyak tentang tata letak permukiman di situs itu, dan kita kemungkinan akan memiliki restorasi panorama dari kehidupan masyarakat pada periode tersebut," kata Li sebagaimana Xinhua.


Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023