Kuala Lumpur (ANTARA) - Kualitas udara di beberapa wilayah di Semenanjung Malaysia dalam beberapa hari terakhir menurun di mana level partikulat atmosfer berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM2.5) berada pada kategori tidak sehat.
Berdasarkan data dari Sistem Manajemen Indeks Polusi Udara yang dikeluarkan Departemen Lingkungan Malaysia pada Senin, pukul 10.00 waktu setempat, Indeks Polusi Udara (IPU) di Cheras di Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur dan Seberang Jaya di Pulau Pinang sama-sama menunjukkan angka 151.
Dengan demikian, kondisi udara di dua wilayah tersebut menunjukkan dalam kategori tidak sehat, karena berada di antara 101-200.
Sedangkan wilayah Segamat di Sekijang, Negeri Johor, yang sehari sebelumnya masuk dalam kategori tidak sehat, pada waktu yang sama ada pada level moderat di angka 96.
Pada Minggu (16/2) pagi, Sistem Manajemen Indeks Polusi Udara Malaysia mencatat IPU di Segamat di Negeri Johor dan Kota Bahru di Kelantan masuk pada kategori tidak sehat, di mana PM2.5 di Segamat tercatat mencapai kadar 126 sedangkan di Kota Bahru mencapai 111.
Menteri Kesehatan Malaysia Dr Zaliha Mustafa sempat mengimbau masyarakat di sekitar Sekijang, Negeri Johor, untuk berhati-hati karena debu tersebut tidak baik untuk kesehatan, dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti radang tenggorokan hingga iritasi mata.
Baca juga: Dokter sarankan penderita alergi tungau debu hindari beludru
Jika merasa tidak terlalu perlu keluar rumah, ia mengimbau masyarakat setempat tidak keluar rumah, terutama anak-anak dan mereka yang memiliki riwayat penyakit pernafasan seperti asma.
Dampak jangka panjang, menurut dia, dapat pula menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti jantung.
Sementara itu, Departemen Meteorologi Malaysia (MET Malaysia) menyebut negara tersebut memasuki masa peralihan monsun, sehingga hujan petir berpotensi terjadi di sejumlah negeri terutama di pantai barat Semenanjung.
Namun, pada saat yang sama cuaca panas sudah mulai terjadi di sejumlah Negeri hingga meningkatkan suhu antara 35 hingga 37 derajat Celsius.
Sehubungan dengan itu, MET Malaysia mengimbau masyarakat waspada dan menghindari pembakaran terbuka mengingat kondisi peningkatan suhu tersebut diperkirakan akan berlangsung agak panjang.
Baca juga: Nelayan di perbatasan Malaysia-Singapura harus waspada cuaca ekstrem
Baca juga: Badai pasir landa 15 wilayah di China, 560 juta warga ikut terdampak
Baca juga: Ribuan orang dirawat di rumah sakit akibat badai debu landa Irak
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023