Painan, Sumbar (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, mencatat kerugian materil Rp15,49 miliar dan korban jiwa 12 orang akibat ditimpa berbagai bencana selama tahun 2012.
Kepala Bidang Pengembangan dan Kesiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Jamaluddin di Painan, Selasa, mengatakan, selama tahun 2012 telah terjadi berbagai bentuk bencana sebanyak 75 kali di kabupaten itu.
Bencana itu seperti seperti abrasi, gelombang pasang, longsor, banjir dan orang hilang di laut, sungai dan serangan binatang buas. Tercatat kerugian materil akibat bencana tersebut selama tahun 2012 sebanyak Rp15,49 miliar dan 12 orang korban jiwa.
Bila dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya sejak dua tahun terakhir (2010--2011), bencana di kabupaten itu terjadi naik turun. Tercatat pada tahun 2010 terjadi sebanyak 27 kali bencana, naik pada tahun 2011 yakni mencapai 116 kali.
Dari 75 kali bencana yang terjadi tahun 2012, rekapitulasi kejadian bencana di 15 kecamatan yang ada di kabupaten itu oleh BPBD kabupaten setempat menunjukkan yakni bencana kebakaran, baik bangunan gedung atau rumah dan lahan mencapai 52 kali, banjir lima kali, longsor enam kali, abrasi pantai tiga kali dan angin kencang sembilan kali.
Selain mengakibatkan kerugian materil yang cukup besar, bencana itu juga meneyebabkan korban jiwa bagi warga setempat, dengan rincian orang hilang di darat, sungai dan laut sebanyak 9 orang, diserang hewan satu orang dan tertimpa pohon 2 orang. Tidak saja itu, kerugian akibat lahan pertanian rusak mencapai 43 hektare.
"Sesuai dengan kondisi daerah ini yang rawan akan berbagai bencana, maka masyarakat diminta perlu menyikapi dan mewaspadai agar tidak terjadi korban jiwa, apalagi saat kondisi cuaca yang kurang bagus sejak hampir dua bulan terakhir, " ujar dia.
Ia mengimbau, upaya kesiapsiagaan masyarakat untuk menghindari terjadinya korban jiwa dan kerugian materil akibat bencana itu sangat diperlukan.
Kesadaran yang tinggi dari semua pihak, tidak saja bagi aparatur pemerintahan, tetapi masyarakat itu sendiri untuk berperan aktif dalam upaya mengantisipasi terjadinya kerugian akibat bencana itu secara komprehenshif, berkesinabungan memang sangat diharapkan.
Tidak saja itu, kesiapsiagaan dalam penanganan darurat hingga pemulihan termasuk penanganan aspek penanganan bencana ke upaya pelaksanaan mitigasi maupun tanggap darurat dengan kecepatan dan ketepatan bertindak perlu disiapkan sejak dini.
(KR-AGP/Y006)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012