Rencana pembangunan Bandara Kulon Progo terancam batal

Dalam pertemuan dengan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X mengatakan, masalah tanah akan mengganjal pembangunan bandara internasional di Kulon Progo ada kemungkinan dipindahkan ketempat lain karena harga tanahnya mahal,"

Kulon Progo (ANTARA News) - Rencana pembangunan bandara internasional di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terancam batal karena tingginya harga tanah di wilayah setempat.

"Dalam pertemuan dengan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X mengatakan, masalah tanah akan mengganjal pembangunan bandara internasional di Kulon Progo ada kemungkinan dipindahkan ketempat lain karena harga tanahnya mahal," kata Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo, Selasa.

Hasto sangat memahami kemungkinan dibatalkannya rencana pembangunan bandara di Kulon Progo ditinjau kembali. Pemerintah mengalami keterbatasan anggaran dalam pengadaan tanah calon lokasi bandara. Sehingga, Sultan mewacanakan akan memindahkan lokasi bandara ke Srandakan (Bantul) maupun Gading (Gunung Kidul).

Keterbatasan dari pemrakarsa itu ada dalam hal ini PT Angkasa Pura atau Kementerian Perhubungan karena penggunaan dana untuk pengadaan tanah ada batasnya.

"Meski di Temon secara studi kelayakan sangat baik, tetapi harga tanahnya melambung tinggi yang menyebabkan kegagalan pembangunannya. selain itu adanya upaya penolakan dari sebagian warga masyarakat di lokasi calon bandara," kata Hasto.

Meski demikian, Hasto tetap mengharapkan rencana pembangunan bandara dapat terealisi di Kulon Progo. Menurut Hasto, pemkab secara persuasif melakukan pendekatan kepada masyarakat sehingga dalam beberapa minggu, Pemkab akan melakukan sosialisasi.

"Tetapi sampai hari ini, sebetulnya perkembangan pemrakarsa bandara masih berkembang dalam arti pemrakarsa itu PT Angkasa Pura I, yang masih mencari pihak ketiga, kalau itu ditunjuk dari Kementerian Perhubungan," katanya.

Dia mengatakan, Angkasa Pura sebetulnya pisah ada Angkasa Pura I, II,dan III sedangkan Yogyakarta termasuk bagian dari AP III. sehingga perkembangan yang ada juga berpengaruh.

"Sedangkan dalam sosialisasi ke masyarakat siapa yang akan membangun memang belum sampai ke sana," kata Hasto.

Pemkab akan terus melakukan sosialiasi, meski belum ada kepastian dari pemerintah dan Angkasa Pura terkait kelanjutan pembangunan bandara.

"Pemkab dalam minggu ini tetap akan melakukan sosialisasi ke masyarakat, karena penting segara dilakukan dibanding tidak melakukan sosialisasi sama sekali," katanya.

Sementara mantan Bupati Kulon Progo, Toyo Santoso Dipo mengatakan bahwa, masyarakat disekitar calon lokasi bandara sudah cukup paham dengan adanya gerakan-gerakan penolakan serta tidak mudah terpengaruh dengan harga tanah yang sangat tinggi yang ditawarkan oleh beberapa calo tanah.

(KR-STR/I006)

26 Februari 2013

BANDARA INTERNASIONAL SANGAT BAGUS ADA DI KULONPROGO, TAPI PEMDA HARUS MEMPERHATIKAN KEHIDUPAN RAKYAT KECIL YANG AKAN TERGUSUR, DAN MASYARAKAT HARUS DI LIBATKAN DALAM PEMBANGUNAN BANDARA TERSEBUT, UNTUK MENAMBAH PENDAPATAN RAKYAT KECIL, TRIMS

0 0 Balas LaporkanHapus
29 Januari 2013

Sejak kapan ada Angkasa Pura III? Darimana referensinya?

0 0 Balas LaporkanHapus
25 Januari 2013

Calo tanah dari jakarta patut diburu karena menjadi penjegal kemajun msyarakat Kulonprogo. Mari masyarakat Kulonprogo dan para perantaunya bersatu mendukung pembangunan bandara.

0 0 Balas LaporkanHapus
25 Januari 2013

Saya sangat mendukung pembangunan bandara internasional di Kulonprogo,karena akan menjadi kebanggaan masyarakat, sebagai halaman depan yg akan membuat Kulonprogo makin dikenal masyarakat nasional dan internasional, dan akan mendorong cepat pertumbuhan ekonomi. Jika gagal akan disesalkan oleh generasi anak-cucu, karena Kulonprogo akan tertinggal dalam pembangunan. Mari kita semua bersatu untuk masa depan.

0 0 Balas LaporkanHapus
4 Januari 2013

Wah.... sebetulnya saya sangat setuju dengan dibangunnya bandara di kulonprogo, karena dampaknya akan memakmurkan warga kulonprogo pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, saya termasuk calter (calon tergusur), apa mungkin lokasi wisata pantai glagah yg sekarang jadi ikon masyarakat sekitar akan musnah......????? Selama ini warga mencari makan dengan berbagai cara bertani, nelayan,berjualan di pantai, buka warung makan, penginapan dan lain-lain tanpa adanya bantuan dari pemerintah, eeee....begitu sekarang rame, ada kandungan pasir besi melimpah, prospek bandara, pelabuhan ikan, terus pada mau berebut untuk mencaplok lahan pangan masyarakat yang sudah dikelolanya bertahun-tahun, bahkan hanya dengan ganti rugi 50 ribu semeter, seandainya ada yang menghargai sejuta per meter pun, kami tidak rela untuk melepas lahan sandang pangan kami, yg telah menghidupi kami selama bertahun-tahun, kecuali kami para pelaku usaha ikut dilibatkan didalamnya, artinya selain mendapatkan ganti untung yg layak, kami juga dilibatkan dalam pengelolaan mega proyek tersebut, semua ada solusinya tanpa harus mengorbankan rakyat kecil.
Wassalam.................

0 0 Balas LaporkanHapus
1. 27 November 2013
  
  sebenarnya tdk ada yg harus dikorbankan, yang pasti justru keuntungan daerah, kalau daerahnya maju pastinya warga setempat ikut merasakan kemajuannya. tapi yo kuwi mau...ono sing ubub2 opo ora? saiki jamane ubub2 terus suloyo...! monggo dipenggalih yg mateng..., nek mikire awake dhewe thok ya bisa jadi begitu.
  
  0 0 LaporkanHapus
2. 15 Januari 2013
  
  pancene ngono mbah....mulo sing mangleh wae.sing do sabar....ojo do ngumbar nafsu angkoro ....ojo do ubub ubub ro dulur dulur......dadine mundak ora becik...mung do dadi sulayan...
  
  0 0 LaporkanHapus
3. 13 Januari 2013
  
  pantai glagah kalau ada bandara malah bisa meningkatkan potensi wisata sekitar.
  banyak rumah makan, hotel-hotel yang bisa membuka lawongan kerja. Rakyat kecil juga bisa buka usaha kecil-kecilan.
  
  0 0 LaporkanHapus