Wakil Kepala Penasihat Keamanan Nasional Kim Tae-hyo membuat pernyataan itu setiba di Washington untuk mendiskusikan persiapan KTT Gedung Putih antara Presiden Yoon Suk Yeol dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada 26 April.
"Kemungkinannya besar, tetapi ini bisa dipertimbangkan secara bertahap atau berdasarkan kasus per kasus," kata Kim di Bandara Internasional Incheon, Seoul, ketika ditanya apakah Jepang bisa dilibatkan dalam aliansi intelijen Korea Selatan-Amerika Serikat.
Menjawab pertanyaan mengenai tingkat kemitraan intelijen kedua negara ditingkatkan seperti aliansi "Lima Mata", Kim mengatakan kemitraan bilateral itu mungkin "bisa" lebih dalam daripada arsitektur lima arah yang terdiri dari AS, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
Baca juga: AS, Jepang dan Korsel akan latihan pertahanan lawan ancaman Korut
"Kami semakin mengukuhkan aliansi intelijen (bilateral) itu," kata dia.
"Dan saya pikir ke depan, akan ada diskusi tentang kemungkinan mitra tambahan yang akan kami undang ke dalam aliansi intelijen Korea Selatan-Amerika Serikat."
Dia mengatakan KTT mendatang akan membahas berbagai topik, termasuk keamanan, ekonomi dan hubungan antarmasyarakat, saat kedua negara tahun ini merayakan 70 tahun berdirinya aliansi mereka.
"Saya kira berdasarkan hasil aliansi ini selama 70 tahun terakhir, KTT ini akan menjadi titik balik sejarah yang akan menuliskan tonggak sejarah baru bagi masa depan aliansi ini," kata dia.
Baca juga: Jepang, AS dan Korsel tingkatkan upaya berbagi info rudal Korut
Sumber: Yonhap-OANA
Penerjemah: Katriana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023