Proyeksi output itu turun 330.000 ton dari perkiraan sebelumnya yang dibuat pada Maret, ungkap laporan tersebut.
Laporan itu dirilis oleh Perkiraan Pasokan dan Permintaan Pertanian China, di bawah Komite Prospek Pertanian China kementerian tersebut.
Laporan analisis bulanan itu mengaitkan revisi tersebut dengan output tebu yang lebih rendah di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, yang merupakan basis manufaktur gula utama di negara tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan harga gula di pasar China akan naik ke kisaran harga 5.950 yuan (sekitar Rp13 juta) hingga 6.550 yuan (sekitar Rp14,36 juta), naik dari perkiraan 5.650-6.200 yuan yang dibuat pada Maret tahun ini.
Laporan tersebut memperingatkan tentang dampak dari produksi gula dan situasi ekspor di pasar internasional terhadap pasar gula domestik.
Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023