Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan apresiasi positif kepada pemerintah daerah yang telah menjalankan beberapa inovasi program penurunan stunting atau kekerdilan.
"Kami mencatat inovasi yang dilakukan pemerintah kabupaten dan kota selama ini sudah berjalan baik dan cukup berhasil dalam upaya menurunkan kasus kekerdilan di daerah," kata Kepala BKKBN Provinsi Babel Fazar Supriyadi di Pangkalpinang, Minggu.
Beberapa pemerintah daerah telah menjalankan program inovasi sebagai bentuk keseriusan menurunkan kasus kekerdilan, seperti yang dilakukan Pemkot Pangkalpinang dengan inovasi Pelita Stunting (Peduli ibu, bayi dan balita atas stunting).
Baca juga: BKKBN Babel berikan edukasi cegah pernikahan dini
Kemudian, di Kabupaten Belitung telah menggerakkan inovasi asistensi dan asupan makanan tambahan untuk balita dan ibu mengandung (Ambong), di Kabupaten Bangka Tengah menjalankan inovasi Hidroponik peduli stunting (Hidropenting).
"Berbagai inovasi ini, selain untuk mengurangi kasus kekerdilan, juga untuk penanganan kemiskinan ekstrem. Kami berharap inovasi program seperti ini terus dikembangkan agar kita bisa bersama-sama menurunkan jumlah kasus ini," katanya.
Fazar menambahkan berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 berada pada angka 21,6 persen.
Prevalensi ini turun sebesar 2,8 persen dibandingkan prevalensi 2021 yang berada pada angka 24,4 persen.
"Untuk Provinsi Babel, prevalensi kekerdilan tahun 2022 sebesar 18,5 persen atau turun 0,1 persen dibandingkan 2021 yang berada pada angka 18,6 persen," katanya.
Pencapaian percepatan penurunan kekerdilan dan kemiskinan ekstrem ini tidak terlepas dari dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, yaitu antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah, organisasi kemasyarakatan dan nonpemerintah.
Baca juga: BKKBN: Pola asuh dan makanan instan jadi tantangan stunting di Babel
Baca juga: BKKBN Babel kerahkan 18.545 petugas dampingi ibu hamil
Target percepatan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem yang ingin dicapai dapat direalisasikan dengan kekuatan dan sinergi bersama di lapangan serta komitmen Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
"Itu tidak sulit asal dapat bekerja bersama-sama, karena butuh kerja keras kembali dari berbagai sektor, baik pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dan desa, serta kerja sama dunia usaha dan dunia industri," ujarnya.
Agar lebih meningkatkan sinergi dan kolaborasi bersama, pemerintah akan terus menguatkan sosialisasi dan edukasi upaya percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta/Elza Elvia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023