Ikan kan ada kandungan omeganya, jadi makanan yang paling enak adalah ikan yang ada telurnya, karena mengandung omega yang tidak dimiliki daging. Daging ada (omeganya) tapi kecil-kecil
Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, mengimbau para orang tua untuk menjaga gizi anak secara seimbang guna mencegah stunting (kekerdilan pada anak) di kemudian hari.
“Karena salah satu penyebab stunting adalah asupan gizi yang tidak seimbang. Jadi bukan jumlahnya (makan), tapi pola makannya, terutama asupan protein hewani, telur sehari cukup satu butir,” kata Kepala Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor, Anas Resmana pada Pesantren Kilat Ramadhan 1444 Hijriah di Gedung DPRD Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu sore.
Pesantren Kilat Ramadhan 2023 yang diinisiasi oleh Komunitas Wartawan Jabodetabek bekerja sama dengan unsur pondok pesantren dan mitra lainnya mendapat dukungan dari berbagai pihak yaitu Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua Bogor, Indofood, Dr Chiken, PT Inti Blessing Food.
Kemudian, Lezza (Unirama), Cibinong Center Industrial Estate (CCIE), PT Indocement Tunggal Prakarsa, Alfamart, Koperasi Karyawan Indocement (KKI), Sekretaris Perusahaan Perum LKBN ANTARA, Yayasan At-Tawassuth, Pesantren Al-Fatah, dan Serikat Pekerja Perum LKBN ANTARA.
Ia menyarankan agar setiap anak mengonsumsi satu butir telur setiap hari untuk menghindari stunting. Sebab, telur mengandung omega seperti daging ikan.
“Ikan kan ada kandungan omeganya, jadi makanan yang paling enak adalah ikan yang ada telurnya, karena mengandung omega yang tidak dimiliki daging. Daging ada (omeganya) tapi kecil-kecil,” ujarnya.
Anas mengatakan untuk mencegah stunting juga pola asuh yang baik untuk anak yaitu menjaga perasaan anak agar tetap bahagia.
“Tidak bahagia termasuk menyebabkan penurunan pertumbuhan badan. Kalau anak normal seharusnya senang, kalaupun normal, anak bisa pendek kalau tidak senang,” katanya.
Kini, kata dia, DPRD dan Pemkot Bogor terus berkomitmen menekan angka stunting.
Hal itu karena dalam dua tahun terakhir angka stunting meningkat dari sebelumnya 16 persen menjadi 18,7 persen, padahal pertumbuhan ekonomi Kota Bogor di atas rata-rata. demikian Anas Resmana.
Baca juga: Pesantren Kilat di DPRD Bogor membahas ketahanan pangan dan stunting
Baca juga: Kenalkan ketahanan pangan dan stunting melalui Sanlat Ramadhan
Baca juga: Bapanas: Konsumsi biji-bijian, minyak, dan lemak nasional terlalu banyak
Baca juga: Membedah program pendidikan vokasi melalui Sanlat Ramadhan
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023