Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang terus menggenjot pelaksanaan pasar murah hingga 18 April mendatang untuk membantu akses komoditas strategis bagi masyarakat menjelang Lebaran 2023.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Sabtu, menyampaikan bahwa roadshow program Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman) akan digelar hingga 18 April 2023.
Ita, sapaan akrab Hevearita mengatakan komitmen Pemkot Semarang dalam menggelar pasar murah di 16 kecamatan ternyata mendapatkan penghargaan dari Tim Pengendalian inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah.
Pemkot Semarang dinilai berhasil menyediakan akses bahan pangan yang terjangkau masyarakat, sekaligus berhasil menekan angka inflasi.
"TPID Jateng bersama Bank Indonesia memberikan apresiasi untuk program Pak Rahman yang tentu ini juga menjadi salah satu pendorong bagaimana inflasi di Kota Semarang ini bisa terkendali dan juga masuk 10 besar tingkat inflasi terendah se-Indonesia," katanya.
Sampai saat ini, kata dia, Pemkot Semarang juga telah memberikan bantuan beras sebanyak 580 ton kepada keluarga penerima manfaat di Kota Semarang.
Penghargaan dari TPID Jateng dan Bank Indonesia telah diserahkan pada pencanangan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2023 yang berlangsung di Aloon Aloon Semarang, Jumat (14/3) kemarin.
Pada kesempatan yang sama, Bank Indonesia juga mengukuhkan Ita sebagai Bunda QRIS karena dinilai memiliki komitmen dan konsistensi dalam mengenalkan akselerasi penggunaan QRIS kepada masyarakat luas dengan menjadikannya metode pembayaran selama kegiatan Pak Rahman.
QRIS adalah standar kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia yang bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di Indonesia.
"Saya matur nuwun kepada Bank Indonesia, Pak Rahmat beserta jajarannya yang telah memberikan (penghargaan) kami menjadi Bunda QRIS. Kota Semarang adalah Kota Besar sehingga ya memang digitalisasi ini harus berjalan," kata Ita.
Menurut dia, pemakaian QRIS sebagai metode pembayaran selaras dengan konsep "smart city" yang diusung oleh Pemkot Semarang sehingga menghimbau masyarakat agar ke depannya menjadi "cashless society" dengan lebih sering menggunakan QRIS dalam melakukan transaksi sehari-hari.
"Kami juga mengajarkan pada masyarakat dan pelaku usaha bahwa mereka tidak perlu punya susuk (uang kembalian) karena harga-harga ini kan pasti tidak genap sehingga salah satu solusinya ya melakukan (pembayaran lewat) QRIS," pungkasnya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023