"Kami lakukan survei di lokasi runtuhnya tebing Ngarai Sianok yang berada di Koto Siladang, Jorong Sianok pasca gempa pada Sabtu (08/04) lalu. Warga diminta waspada," kata Analis BPBD Agam Fauzan Azima di Bukittinggi, Sabtu.
Ia mengatakan pemantauan dilakukan bersama tim pemerintahan Kabupaten Agam dengan teknologi pengindraan jarak jauh.
Baca juga: Tebing Ngarai Sianok Bukittinggi longsor akibat gempa
Baca juga: Bappenas dorong Ngarai Sianok-Maninjau berstatus UNESCO Global Geopark
Ia mengungkapkan retakan terjadi saat gempa yang diketahui dari adanya pergeseran sesar semangka di daerah setempat.
"Gempa diindikasikan karena adanya pergeseran sesar semangko pada segmen Sianok, hingga menimbulkan retakan," kata Fauzan.
Warga sekitar dan pengguna jalan saat ini masih bisa melalui jalan yang menghubungkan Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi tersebut.
"Meski masih tergolong aman, warga dan pengguna jalan diminta tetap waspada saat melalui jalan di bawah retakan tebing ini," sebutnya.
Saat gempa terjadi, lokasi tersebut ditutup sementara oleh kepolisian setempat karena dinding tebing ngarai yang rentan runtuh.
Gempa dengan skala 4,5 magnitudo itu terjadi sekitar pukul 12.21 WIB, getaran gempa kuat terasa hingga menggetarkan rumah dan kaca jendela.
Dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa itu terjadi di lokasi 0.30 LS, 100.28 BT di wilayah 9 kilometer Barat Laut Bukittinggi, Sumbar, dengan kedalaman 10 kilometer.*
Baca juga: Menteri PPN dukung Ngarai Sianok Maninjau jadi Unesco Global Geopark
Baca juga: Ada wisata bernuansa "tempoe doloe" di Ngarai Sianok
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023