Jakarta, 17/12 (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan penghargaan Adibakti Mina Bahari (AMB) tahun 2012 kepada 74 penerima penghargaan yang terbagi dalam 27 kategori. Penghargaan Adibakti Mina Bahari merupakan bentuk apresiasi KKP atas peran serta aktif, serta kepedulian para pemangku kepentingan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan. Demikian dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo pada acara penyerahan penghagaan "Adibakti Mina Bahari Tingkat Nasional" 2012 di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Minggu (16/12).
Sharif menuturkan, ajang ini juga diharapkan dapat mendorong terwujudnya keterpaduan visi dan misi antara pembina dengan para pemangku kepentingan, sehingga dapat meningkatkan peran masing - masing dalam pembangunan kelautan dan perikanan yang bermuara pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat namuntetap memperhatikan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan. Penghargaan Adibakti Mina Bahari kali ini telah ditetapkan melalui keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.43/MEN/2012 tertanggal 3 Desember 2012 tentang "Penetapan Penerima Penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2012".
Adapun ke-27 kategori dalam penghargaan tersebut diantaranya, unit pelayanan teknis berprestasi, wirausaha perikanan tangkap teladan, kelompok usaha bersama (KUB) perikanan tangkap teladan, pangkalan pendaratan ikan (PPI) teladan, perusahaan perikanan tangkap terpadu teladan dan asosiasi perikanan tangkap teladan, unit pengolahan ikan skala besar dengan cara pengolahan ikan yang baik,kapal pengawas berprestasi, Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) teladan bidang pelestarian sumber daya perairan,Untuk POKMASWAS teladan bidang penangkapan ikan,pengawas perikanan teladan. Untuk kategori pemimpin daerah yang telah berperan aktif dan berhasil dalam pengembangan kawasan perikanan budidaya, ditasbihkanlah Gubernur Nusa Tenggara Barat.
Di kategori nelayan teladan diberikan kepada Bustan asal Kab. Bone Sulawesi Selatan. Ia dinilai berhasil dalam memberikan kontribusi bagi masyarakat dan atas usaha dalam mengelola kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan. Dalam kategori pembudidaya / pelaku usaha, dinobatkanlah Mimin Hermawan sebagai penggagas penggunaan plastik mulsa di tambak udang intensif. Dengan sistem yang murah dan tepat guna itu, pertumbuhan udang bisa meningkat tajam, bahkan tingkat hidup udang bisa mencapai 85 persen. Lebih lanjut, untuk kategori tokoh penggerak pembangunan perikanan tangkap teladan disematkan kepada Daeng Daming. Daeng dinilai telah berkontribusi dalam membina nelayan mitra dan keluarga dengan melaksanakan pertemuan setiap bulan, dan tetap menyampaikan kepada nelayan agar kelestarian laut terus dijaga dengan tidak menangkap ikan dengan bom dan racun maupun alat yang dilarang. Di kategori penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan terbagi menjadi 3 sub kategori yakni , peneliti terbaik, peneliti pelopor, penelitian terbaik. Sub kategori peneliti terbaik jatuh kepada Jamal Basmal yang berhasil membuat inovasi berupa papan partikel dengan bahan dasar limbah padat pengolahan rumput laut dan proses pembuatannya. Di sisi lain ia tengah merancang alat pengolahan rumput laut multi sistem sebagai penghasil agar, alginat, & karagenan baik kualitas: industrial grade, food grade dan pharmaceutical grade, skala menengah dan industri besar. Untuk peneliti pelopor ditasbihkan Sofyan Ilyas (Almarhum) sebagai pelopor di bidang pasca panen. Terakhir untuk peneliti terbaik dipegang oleh Sari Budi Maria Sembiring karena mampu mengaplikasikan gen penyandi tumbuh cepat pada benih dan induk kerapu sunu (Plectropomus leopardus). Akhirnya, juara umum AMB kali ini dinobatkan kepada Provinsi Sulawesi Selatan.
Pemberian penghargaan ini merupakan salah satu upaya KKP, dalam memacu kompetensi usaha dan kualitas sumber daya nelayan, pembudidaya ikan, pengolah, masyarakat pengawas, dan masyarakat pesisir. Kompetensi tersebut dilaksanakan melalui industrialisasi kelautan dan perikanan yang dilandasi oleh konsepsi blue economy. Mengingat hal tersebut sangat diperlukan, untuk lebih memperkuat kemampuan, membangun kemandirian dan meningkatkan daya saing dalam rangka mewujudkan industri perikanan nasional yang tangguh, berkelanjutan dan siap bersaing di pasar internasional. Industrialisasi perikanan adalah proses perubahan dimana arah kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan, pembangunan infrastruktur, pengembangan sistem investasi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sumber daya manusia secara terintegrasi berbasis inovasi. Hal tersebut untuk meningkatkan nilai tambah, efisiensi dan skala produksi yang berdaya saing tinggi, dari hulu sampai hilir secara berkelanjutan dan bertransformasi sosial.. Dalam hal ini, industri pengolahan yang dikembangkan bukan hanya industri besar, tetapi juga industri kecil, seperti industri pemindangan dan pengasinan ikan. Industri yang nantinya menjadi unggulan akan diarahkan pada 4 (empat) komoditi utama yaitu tuna, udang, rumput laut dan garam. Dengan adanya industrialisasi kelautan dan perikanan ini diharapkan akan memberi nilai tambah sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakt nelayan yang pada akhirnya mampu membuat mereka menjadi lebih sejahtera.
KKP memprioritaskan perlindungan usaha dan kesempatan berusaha bagi masyarakat kelautan dan perikanan. Sehubungan dengan itu, KKP terus berupaya mendorong berbagai inovasi dan kebijakan yang pro rakyat. Sejak 2011, KKP telah melaksanakan berbagai kegiatan - kegiatan yang merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Kegiatan pro rakyat tersebut yakni PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, yang terdiri dari Program Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) dan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR). Tercatat, stimulus bantuan sosial telah direalisasikan sebesar Rp 408,23 miliar . Bantuan langsung masyarakat itu telah disalurkan kepada 5.312 kelompok, dengan tujuan untuk meningkatkan kewirausahaan dan kemadirian kelompok sasaran. Seiring dengan itu, pada 2012 kegiatan PNPM Mandiri KP terus dilanjutkan, dengan alokasi anggaran yang lebih besar dan jangkauan kelompok penerima yang lebih banyak. Ditargetkan pada tahun ini, sebanyak 9.800 kelompok menerima bantuan dengan alokasi dana sebesar Rp 783,52 miliar, termasuk di 16 kab/kota lokasi Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDT). Berkaca dari data tersebut maka terdapat peningkatan jumlah kelompok penerima bantuan sebesar 84,49 persen, atau peningkatan alokasi anggaran bantuan sosial langsung pada masyarakat sebesar 91,93 persen dari 2011."Upaya ini diharapkan turut mengurangi angka kemiskinan di sentra-sentra perikanan," jelasnya.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi,Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP. 0818159705)
Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2012