Madrid, Spanyol (ANTARA) - Atlet ekstrem Spanyol naik ke permukaan setelah menghabiskan 500 hari tanpa kontak luar di kedalaman 70 meter di sebuah gua dekat Granada, dalam sebuah eksperimen mengenai pikiran manusia dan ritme sirkadian.
Menurut tim pendukungnya, aksi perempuan pendaki gunung Beatriz Flamini yang berusia 50 tahun itu memecahkan rekor waktu terlama yang dihabiskan di dalam gua.
Ketika pertama kali masuk ke gua itu pada 20 November 2021, Flamini berumur 48 tahun. Dua ulang tahun dirayakannya sendirian.
Saat muncul kembali ke permukaan pada Jumat (14/4), tidak banyak liputan dari media agar Flamini tidak merasa kewalahan.
Namun, tayangan dari TVE memperlihatkan Flamini sedang memanjat keluar sambil tersenyum ke arah tim pendukungnya yang memakai masker, lalu mereka berpelukan.
Dia menggambarkan pengalamannya tersebut sebagai sesuatu yang "hebat, tidak terkalahkan".
"Saya diam selama setahun setengah, tidak berbicara kepada siapa pun kecuali diri saya sendiri," katanya kepada media.
"Saya kehilangan keseimbangan, itulah kenapa saya dipapah. Kalau boleh saya mandi dulu, saya belum kena air selama satu setengah tahun, saya akan menemui kalian sebentar lagi. Tidak apa-apa kan?"
Flamini menghabiskan waktunya di bawah tanah dengan berolahraga, menggambar, dan membuat topi wol.
Dia membawa dua kamera GoPro untuk mendokumentasikan aktivitasnya, membaca 60 buku, menghabiskan 1.000 liter air untuk minum.
Dalam rekaman yang dibagikan di Timecave, nama eksperimen itu, dia berkata, "Gua adalah tempat yang lumayan aman, tetapi sangat tidak ramah terhadap manusia dan otak karena Anda tidak melihat cahaya matahari, Anda tidak tahu bagaimana waktu berlalu, Anda tidak memiliki rangsangan syaraf."
"Ini bukan soal waktu berlalu lebih cepat atau lebih lambat, hanya saja waktu tidak berlalu, karena selalu (terasa seperti) jam empat pagi."
Flamini dipantau oleh tim beranggotakan para ahli, seperti psikolog, peneliti, speleologis (pakar gua), dan pelatih kebugaran yang memerhatikan setiap gerakannya serta memantau kesehatan mental dan fisiknya, meski tidak pernah sama sekali melakukan kontak.
Menurut kantor berita Spanyol EFE, pengalaman Flamini digunakan oleh para peneliti di sejumlah perguruan tinggi di Granada dan Almeria, serta sebuah klinik tidur di Madrid.
Mereka mempelajari dampak isolasi sosial dan disorientasi sementara yang ekstrem terhadap persepsi manusia terhadap waktu, kemungkinan perubahan neuropsikologis dan kognitif yang dialami manusia saat berada di bawah tanah, serta dampaknya pada ritme sirkadian dan tidur.
Situs Rekor Dunia Guinness (Guinness Book of Records) mencatat rekor waktu terlama bertahan hidup di bawah tanah kepada 33 penambang Chile dan Bolivia.
Mereka menghabiskan waktu selama 69 hari di kedalaman 688 meter setelah sebuah tambang emas di Chile runtuh pada 2010.
Juru bicara Guinness belum mengonfirmasi apakah ada rekor tersendiri untuk waktu tinggal di dalam gua secara sukarela dan apakah Flamini telah memecahkannya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kamboja pecahkan rekor dunia Guinness untuk origami hati terbanyak
Baca juga: Venezuela cetak Rekor Dunia Guinness untuk orkestra terbesar
Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023