Hong Kong (ANTARA News) - Sekitar seribu pekerja rumah tangga migran dari Asia Tenggara melakukan unjukrasa di Hong Kong untuk memperingati Hari Migran Internasional dan mendesak kondisi kerja lebih baik dan kenaikan gaji.

Suasana meriah ketika pemrotes, sebagian besar dari Indonesia dan Filipina, bernyanyi dan meneriakkan slogan di kantor pusat pemerintah, kata juru foto AFP.

Unjuk rasa itu bertepatan dengan Hari Migran Internasional yang ditetapkan Majelis Umum PBB tahun 2000 ketika menyetujui satu resolusi yang melindungi hak-hak pekerja migran dan para anggota mereka.

"Pemerintah berusaha keras untuk mengecualikan para pekerja migran Asia memperoleh gaji yang setara," kata Eni Lestari dari Indonesia, juru bicara para penyelenggara unjuk rasa Badan Koordinsi Migran Asia kepada AFP.

Para pekerja rumah tangga asing yang biasanya tinggal dengan para majikan tidak memiliki standar jam kerja dan bekerja bisa sampai 20 jam sehari, kata Lestari. Dia mengaku telah bekerja di Hong Kong selama 12 tahun sebagai pembantu rumah tangga.

Ketua juru bicara organisasi United Filipinos, Dolores Balladares mengatakan upah minimum bulanan bagi pekerja rumah tangga asing ditingkatkan hanya 60 dolar Hongkong (7,7 dolar AS) dalam 13 tahun belakangan ini menjadi 3.920 dolar Hong Kong jauh dari mencukupi biaya hidup yang meningkat.

(H-RN/B002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012