Flood Analysis Consultant WRI Indonesia Yudhistira Pribadi mengatakan pihaknya mengajak masyarakat untuk turut belajar dan beraksi melalui serangkai kegiatan diskusi, kompetisi, dan edukasi, terkhusus mengenai sektor perkotaan, energi, dan pangan.
"Kota menjadi garda terdepan yang berperan penting dalam menangani perubahan iklim," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Yudhistira menjelaskan langkah penanganan perubahan iklim di kota memerlukan kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan dalam mempercepat aksi iklim melalui peningkatan akses terhadap pendanaan, sumber daya, dan inovasi lainnya.
WRI Indonesia melalui Program Cities4Forests mendorong gerakan organik kota-kota untuk menyadari arti penting hutan dan berbagai solusi berbasis alam.
Baca juga: KLHK dan WRI jalin kolaborasi wujudkan target FOLU Net Sink 2030
Peneliti FOLU Indonesia Rizky Firmansyah menggarisbawahi konsekuensi negatif perubahan iklim terhadap sistem pangan karena berdampak terhadap produktivitas lahan, pertanian, dan perikanan.
Menurutnya, situasi itu berdampak terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian. Bahkan masyarakat kelompok rentan ikut terkena konsekuensi yang lebih parah.
"Dalam kehidupan sehari-hari yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi melawan krisis iklim di sektor pangan, antara lain membuat kompos dari sisa makanan atau melakukan pertanian urban," kata Rizky yang juga menjabat selaku GIS Analyst for Forest Program WRI Indonesia.
Dia menyampaikan masyarakat dapat mendukung transisi energi menuju nol-bersih secara langsung dan tidak langsung.
"Secara langsung, kita dapat berpartisipasi berpartisipasi dalam green jobs. Secara tidak langsung, kita dapat mengubah pola konsumsi energi, membeli barang yang diproduksi secara ramah lingkungan, dan masih banyak lagi," pungkas Arliza.
Baca juga: Inisiatif Cities4Forests wujudkan pembangunan kota yang berkelanjutan
Baca juga: WRI: Pemerintah mesti agresif melakukan penghijauan hutan di Indonesia
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023