Dewan mendesak diselenggarakan perundingan ,"
Khartoum (ANTARA News) - Uni Afrika pada Sabtu menyerukan diselenggarakan perundingan segera antara Sudan dan Sudan Selatan menyangkut daerah Abey yang disengketakan tetapi tidak mengancam akan membawa masalah itu ke Dewan Keamanan PBB.

Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika memberikan waktu kepada kedua negara itu sampai 5 Desember untuk menyelesaikan status akhir daerah Abyei yang menghasilkan minyak, yang pasukan Sudan duduki selama setahun sampai Mei itu.

Tetapi tidak ada perundingan dilakukan sampai batas waktu itu, kata Dewan itu dalam satu pernyataan yang dikeluarkan setelah perundingan-perundingan di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.

"Dewan mendesak diselenggarakan perundingan ," kata peryataan itu seperti dikutip AFP.

Pada Oktober, badan keamanan Uni Afrika (AU) itu memutuskan bahwa jika kedua negara itu tidak dapat menyelesaikan sendiri masalah itu, mereka harus melaksanakan satu usul AU bagi satu referendum Oktober tahun depan tentang apakah daerah itu akan bergabung dengan Sudan atau Sudan Selatan.

AU mengatakan pihaknya juga akan megusahakan satu persetujuan Dewan Keamanan PBB tentang usul mereka.

Tetapi pernyataan itu diikuti satu pertemuan Jumat yang tidak menyebut keterlibatan PBB.

Pernyataan itu menegaskan bahwa usul referendum itu adalah "satu solusi yang adil,wajar dan dapat dilaksanakan" dan mengatakan masalah status final Abyei akan diajukan dalam satu pertemuan antara para pemimpin AU Januari.

Badan keamanan AU juga mengatakan pihaknya menunggu "dengan tidak sabar" satu KTT antara presiden-presiden Sudan dan Sudan Selatan" untuk menyingkirkan hambatan-hamabatan mengenai semua masalah penting yang belum terselesaikan " termasuk Abyei dan daerah-daerah perbatasan yang disengketakan.

Status akhir Abyei adalah masalah yang paling peka yang masih belum terselesaikan ketika Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan sesuai satu perjanjian perdamaian yang mengakhiri perang saudara 23 tahun.

Pasukan Sudan mundur dari daerah itu Mei setelah mendudukinya selama setahun yang menyebabkan lebih dari 100.000 orang melarikan diri ke arah Sudan Selatan.

Daerah itu kini dikuasai oleh para penengah AU, referendum akan memberikan para anggota etnik Dinka, suku Sudan Selatan yang dominan di Abyei, hak untuk memutuskan bersama dengan warga Sudan yang memiliki "tempak kediaman yang permanen".

Suku Arab yang sering berpindah Misseriya, yang secara reguler menggembala ternak mereka menolak rencana itu.

Menlu Sudan Ali Marti Jumat memitai badan keamanan AU itu mengajukan masalah itu ke Dewan Keamana PBB, dan meminta waktu lagi bagi dialog, kata kantor berita SUNA.

Ia sebelumnya memperingatkan bahwa melibatkan PBB akan "merumitkan masalah itu dan mengancam terjadi satu konflik baru".

(H-RN/Z002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2012