Moskow (ANTARA) - Amerika Serikat telah memulai upayanya dalam memperluas aktivitas militer biologis di seluruh kawasan di dunia, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov dalam pidatonya di sidang paripurna Dewan Federasi (majelis tinggi parlemen Rusia), Rabu (12/4).
Ryabkov mengatakan bahwa kegiatan berbahaya AS terkait kegiatan bio-militer di Ukraina "menjadi bukti kuat bahwa negara mengabaikan kewajiban internasionalnya".
Menurut dia, mayoritas negara penandatangan Konvensi Senjata Biologis dan Beracun (BWC), termasuk 120 negara yang mencakup negara non-blok serta beberapa negara lain, tidak terkecuali beberapa negara Barat, berada di pihak Rusia bahwa "efektivitas BWC akan jauh lebih tinggi jika protokol non-diskriminatif yang mengikat secara hukum universal untuk konvensi ini dapat dikembangkan, termasuk dengan mekanisme verifikasi yang efektif."
Rusia menilai bahwa protokol semacam itu sangat diperlukan guna meningkatkan efektivitas BWC.
"Proses perumusan protokol tersebut sempat berjalan sangat lancar sebelum akhirnya ditangguhkan dan bahkan digagalkan pada awal abad ke-21 oleh AS," kata Ryabkov mengungkapkan.
Ryabkov juga mengatakan bahwa alih-alih mendukung protokol, AS justru memutuskan untuk meningkatkan aktivitas militer biologis dan sejumlah program berfungsi ganda di hampir seluruh dunia, termasuk wilayah eks Uni Soviet yang bahkan mungkin menjadi wilayah prioritas AS.
"Apa yang militer AS lakukan berkaitan dengan senjata biologis di Ukraina sudah jelas membuktikan bahwa mereka mengabaikan peraturan internasional. Hal ini juga menjadi sebuah pengingat bagi kami di kementerian, dan bagi berbagai badan federal terkait lainnya untuk mengambil langkah nyata dalam menegakkan ketentuan yang telah disepakati di BWC," kata Ryabkov menegaskan.
Dikutip dari situs Badan Pelucutan Senjata PBB (UNODA), BWC dibuat dengan garis besar agar mendorong semua negara untuk menahan diri dari penggunaan bakteri dan komponen beracun sebagai senjata serta mendorong pemusnahan senjata biologis semacam itu bagi pihak yang memilikinya.
Sumber: TASS-OANA
Baca juga: Rusia: AS terlibat dalam pengembangan senjata biologis di Ukraina
Baca juga: Sekjen PBB serukan aksi di 3 area untuk cegah bencana senjata biologis
Penerjemah: Tegar Nurfitra
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023