New York (ANTARA) - Sistem transplantasi organ di Amerika Serikat (AS) dilaporkan tidak adil secara rasial atau cenderung bias terhadap warga berkulit hitam.
Warga kulit hitam tiga kali lebih mungkin menderita penyakit ginjal stadium akhir dibandingkan warga kulit putih, tetapi jauh lebih kecil kemungkinannya untuk dimasukkan ke daftar tunggu transplantasi atau menerima transplantasi ginjal, lapor The Washington Post sebelumnya pada pekan ini.
Dalam laporan 2022, National Academies of Sciences, Engineering and Medicine mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa warga kulit hitam 37 persen lebih kecil kemungkinannya untuk dirujuk menerima evaluasi transplantasi sebelum membutuhkan dialisis.
Laporan juga mengatakan bahwa warga kulit hitam menunggu rata-rata 727 hari untuk mendapatkan ginjal setelah dimasukkan ke dalam daftar tunggu, sedangkan warga kulit putih menunggu rata-rata 374 hari.
Anthony Randall, seorang warga AS berkulit hitam, pada pekan lalu menggugat sebuah afiliasi rumah sakit Cedars-Sinai di Los Angeles, California, tempat dirinya terdaftar sebagai pasien transplantasi.
United Network for Organ Sharing, organisasi nirlaba yang mengoperasikan sistem transplantasi AS, mengklaim bahwa algoritme yang digunakan dalam menentukan prioritas untuk organ bias terhadap warga kulit hitam.
Randall, seorang tukang pangkas rambut di Los Angeles yang tidak bisa lagi bekerja karena menderita penyakit ginjal, menerima perawatan dialisis tiga kali dalam sepekan dan telah menunggu lebih dari lima tahun untuk mendapatkan ginjal.
Dia juga menginginkan sidang pengadilan federal yang mengizinkannya mewakili gugatan perwakilan kelompok (class action) untuk 27.500 pasien warga kulit hitam AS, yang menurutnya juga telah mendapatkan ketidakadilan seperti dirinya.
"Intinya bagi para pasien transplantasi, sekitar 104.000 orang masih berada dalam daftar tunggu di AS, dengan sebagian besar dari mereka menunggu donor ginjal. Bergantung pada perhitungan, setiap hari 17 sampai 33 di antaranya meninggal saat menunggu ginjal, hati, paru-paru, jantung, dan organ lainnya," demikian menurut laporan tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023