"Baiknya sosialisasi jasa keuangan syariah dilakukan dengan cara inklusif."

Jakarta (ANTARA News) - Produk keuangan syariah masih perlu sosialisasi dengan pendekatan inklusif seiring perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, kata Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Muliaman D. Hadad.

"Keuangan syariah tidak cuma perbankan, tapi juga pasar modal dan asuransi yang perlu disosialisasikan kepada seluruh masyarakat," katanya dalam acara Silaturahmi Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah (Silatnas MES) di Jakarta, Sabtu.

Muliaman juga mendorong terciptanya sosialisasi jasa keuangan syariah yang inklusif dengan cara mengedukasi masyarakat terhadap produk syariah yang ada.

"Baiknya sosialisasi jasa keuangan syariah dilakukan dengan cara inklusif, bukan ekslusif, yakni dengan mengedukasi dan komunikasi untuk membangun kesadaran masyarakat akan produk syariah," tuturnya.

Edukasi masyarakat, menurut Muliaman, menjadi faktor penting untuk membangun kesadaran masyarakat. Dia juga mengusulkan untuk bisa mengajak organisasi agama untuk bisa ikut bergabung dalam program sosialisasi keuangan syariah.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan itu menilai, perekonomian Indonesia yang dilihat sejumlah pihak sebagai pertumbuhan ekonomi paling konsisten di dunia merupakan momentum yang harus dimanfaaatkan oleh industri keuangan syariah.

Perkonomian Indonesia, lanjutnya, juga diprediksi akan tumbuh besar pada 2030 dengan adanya penambahan sekitar 120 juta kalangan menengah.

"Sebanyak 120 juta kelompok menengah yang tumbuh ini tentu akan mendorong permintaan produk jasa keuangan syariah," ujarnya.

Dengan permintaan yang semakin tinggi, ia mengemukakan, industri jasa keuangan syariah dinilai harus siap menghadapi tantangan itu.

"Saat itu, pendapatan per kapita kita akan melesat naik, sehingga permintaan jasa keuangan syariah saya rasa juga akan melesat naik," katanya.
(T.A062/B008)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012