Para pendukung pengendalian senjata menyatakan, kejadian di Sekolah Dasar Sandy Hook, dimana anak-anak berlarian dari sekolah karena seorang pria bersenjata membunuh 20 anak dan enam orang dewasa, dipastikan membawa opini publik ke arah itu.
Hanya satu jam setelah Obama berbicara di stasiun televisi nasional bahwa negara membutuhkan "aksi nyata untuk mencegah tragedi yang lain," sekitar 200 orang berkumpul di luar Gedung Putih pada petang hari yang dingin untuk mendukung pembatasan penggunaan senjata.
Mereka membawa lilin dan meneriakkan kalimat,"Sekarang saatnya." Sebagian sambil mengusap air mata. Orang-orang juga membawa tulisan,"Too many guns" (Terlalu banyak senapan) dan "Disarm" (Lucuti senjata).
Anna Oman dari Silver Spring, Maryland, berada di antara kerumunan itu bersama anak lelakinya yang berusia lima tahun, Hugo. "Hari ini saya merasakan apa yang saya rasa pada 11 September," kata dia. "Saya harus melakukan sesuatu."
Harapan mereka melambung setelah Obama terpilih kembali bulan lalu, perkembangan yang bisa membebaskan presiden yang sejak lama menganjurkan pembatasan senjata untuk mendekati tujuan itu tanpa mengkhawatirkan konsekuensi politik pada empat tahun kedua pemerintahannya.
Meski demikian, Obama masih harus menghadapi perwakilan Partai Republik di parlemen yang bisa menghadang reformasi semacam itu.
Walikota New York Michael Bloomberg, yang berkoalisi bersama para walikota untuk penerapan kebijakan penggunaan senapan, mengatakan Obama harus membawa legislasi itu ke Kongres.
"Kita semua mendengar retorika sebelumnya. Yang tidak kita lihat adalah kepemimpinan--tidak dari Gedung Putih dan tidak dari Kongres. Itu harus berakhir hari ini," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Pembuat kebijakan AS tidak menyetujui aturan pengendalian senjata baru sejak tahun 1994, mereka hanya membiarkan pelarangan pada senapan semiotomatis tertentu tahun 2004.
(ANT)
Pewarta: Maryati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012