New York (ANTARA News) - Kurs dolar melemah terhadap euro ke tingkat terendah tiga bulan, Jumat (Sabtu pagi WIB), euro naik di atas 1,31 dolar karena politisi di Washington tampak tidak lebih dekat untuk mencegah krisis ekonomi "jurang fiskal".
Dengan sisa waktu hanya dua minggu lagi sebelum tenggat waktu, pasar mulai menunjukkan ketegangan dari kekhawatiran bahwa para pemimpin AS tidak akan mampu mencapai kompromi hingga batas waktu akhir tahun, untuk menghindari jurang fiskal kenaikan pajak dan pemotongan anggaran otomatis, lapor AFP.
Pada 22.00 GMT (Sabtu 05.00 WIB), euro berada di 1,3161 dolar, dibandingkan dengan 1,3073 dolar pada akhir Kamis.
Dolar telah merosot terus selama seminggu di tengah kekhawatiran jurang fiskal, dan Federal Reserve memperpanjang akomodasi pelonggaran moneter melalui pembelian obligasi yang bertujuan memicu pertumbuhan lebih pada ekonomi AS yang lesu.
Yen bervariasi menjelang pemilihan umum Jepang pada Minggu: euro naik menjadi 109,94 yen dari 109,38 yen, sementara dolar merosot menjadi 83,52 yen dari 83,64 yen.
"Menurut sebagian besar laporan dari Jepang, mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yang diunggulkan dalam jajak pendapat dan pemerintah koalisinya akan dengan mudah mengambil lebih dari 60 persen kursi di parlemen, sehingga mendorong Abe kembali ke kursi perdana menteri," kata Neal Gilbert dari GFT.
"Abe telah membuat banyak deklarasi bahwa ia ingin menjadikan kebijakan moneter lebih agresif dengan menurunkan suku bunga menjadi nol persen, meningkatkan sasaran inflasi menjadi tiga persen, dan meningkatkan jumlah QE (pelonggaran kuantitatif)."
Gilbert menambahkan bahwa jika Abe mendapatkan kembali kursi perdana menterinya, pelemahan yen "mungkin jauh lebih tahan lama."
Dolar merosot terhadap franc Swiss menjadi 0,9172 franc, sementara pound Inggris naik tipis menjadi 1,6173 dolar. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012