Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengajak warga tetap menjaga toleransi beragama yang telah dihidupkan di Kampung Gelgel yang merupakan kampung Muslim tertua di Bali.
Bupati Klungkung Nyoman Suwirta sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis di Denpasar, Bali, Kamis, menyatakan Gelgel merupakan pemukiman Muslim tertua di Bali yang dalam sejarahnya sudah ada sejak Kerajaan Gelgel, sekitar abad ke-14
Dia meminta masyarakat di Kampung Gelgel agar tetap menjaga kebersamaan, keharmonisan, dan silaturahim yang sudah terjalin sejak dahulu dengan spirit Gema Santi yang selalu digaungkan Pemerintah Kabupaten Klungkung.
“Jaga kebersamaan dan keharmonisan yang sudah terjalin sejak dahulu. Kerukunan dan kebersamaan selalu menjadi contoh antarumat beragama untuk menjadi kekuatan kita membangun bangsa yang pada akhirnya menciptakan rasa belas kasih terhadap sesama," kata dia.
Baca juga: Ziarah Wali Pitu dan jejak Islam di Bali
Baca juga: Ziarah Wali Pitu dan jejak Islam di Bali
Apalagi, katanya, Kampung Gelgel saat ini menjadi tujuan wisata religius di Bali yang memperlihatkan keharmonisan hidup masyarakat yang berbeda kepercayaan.
Warga Muslim di Kampung Gelgel sudah sejak dahulu hidup berdampingan secara harmonis bersama masyarakat Desa Adat Gelgel yang mayoritas beragama Hindu.
Bahkan, hubungan kekeluargaan antara Kampung Gelgel dengan Kerajaan Puri Klungkung juga tetap terjalin harmonis karena memiliki ikatan sejarah yang kuat.
Ia juga mengharapkan kepada masyarakat Muslim agar Bulan Puasa digunakan sebagai sarana dalam melakukan introspeksi diri dan tetap menumbuhkan semangat tetap mengedepankan kebersamaan dan keharmonisan antarumat beragama.
Selain itu, Nyoman Suwirta mewakili pemerintah dan masyarakat Klungkung mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa dan pada saatnya merayakan Idul Fitri 1444 Hijriah kepada warga Muslim di daerah itu.
Baca juga: Shinta Nuriyah: Toleransi di Indonesia masih harus disempurnakan
Baca juga: Mendagri minta kepala daerah berdayakan FKUB jaga toleransi
Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023