UMSU sudah lebih maju dengan 11 guru besarMedan (ANTARA) - Wakil Dekan 1 Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Prof. Dr. Ir. Wan Arfiani Barus, M.P resmi dikukuhkan menjadi guru besar ilmu pertanian melalui sidang senat yang diadakan di Auditorium UMSU Medan.
Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani di Medan, Kamis, mengatakan, pihaknya merasa bersyukur dan berharap, pengukuhan tersebut dapat memberikan dorongan kepada calon-calon guru besar yang cukup banyak di UMSU.
"Kita bersyukur ada dua guru besar di Fakultas Pertanian UMSU yang tercatat sebagai Dosen PNS DPK LLDikti Wilayah 1 Sumatera Utara. Kita berharap semoga target di tahun 2025, minimal UMSU memiliki 20 guru besar," ujar Prof Agussani.
Menurutnya, bertambahnya guru besar di UMSU merupakan bagian dari peta jalan yang telah disusun dan memperkuat akreditasi unggul. "Hingga kini, UMSU memiliki 11 guru besar di berbagai keilmuan dan 8 program studi terakreditasi unggul," katanya.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Sumut buka Program Studi Ilmu Falak
Baca juga: LKBN ANTARA perkuat kolaborasi dalam penyebaran informasi dengan UMSU
Tidak hanya Rektor UMSU, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Utara Prof. Hasyimsyah mengucapkan taniah atas dikukuhkannya Prof. Wan. Menurutnya, salah satu ciri universitas yang berkemajuan dapat dilihat dari guru besarnya.
"UMSU sudah lebih maju dengan 11 guru besar. Ini suatu hal yang berkah untuk UMSU dan semuanya. Mengingat di dalam Al Quran tugas manusia ada 3 yaitu sebagai penyembah, khalifah dan memakmurkan. Prof Wan Arfiani Barus sudah diposisi membawa kemakmuran," ujar Prof. Hasyimsyah.
"Terlebih ilmu yang didapatkan tetap pada koridor agama dan Allah SWT, maka akan sangat berharga dan bermanfaat bagi orang lain. Capaian yang telah diraih Prof. Wan dan UMSU menjadi sumbangsih yang sangat besar bagi Muhammadiyah," katanya.
Baca juga: Tim FISIP UMSU Juara 1 Anugerah Innovilage 2022 Bandung
Tidak hanya Rektor UMSU, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Utara Prof. Hasyimsyah mengucapkan taniah atas dikukuhkannya Prof. Wan. Menurutnya, salah satu ciri universitas yang berkemajuan dapat dilihat dari guru besarnya.
"UMSU sudah lebih maju dengan 11 guru besar. Ini suatu hal yang berkah untuk UMSU dan semuanya. Mengingat di dalam Al Quran tugas manusia ada 3 yaitu sebagai penyembah, khalifah dan memakmurkan. Prof Wan Arfiani Barus sudah diposisi membawa kemakmuran," ujar Prof. Hasyimsyah.
"Terlebih ilmu yang didapatkan tetap pada koridor agama dan Allah SWT, maka akan sangat berharga dan bermanfaat bagi orang lain. Capaian yang telah diraih Prof. Wan dan UMSU menjadi sumbangsih yang sangat besar bagi Muhammadiyah," katanya.
Baca juga: Tim FISIP UMSU Juara 1 Anugerah Innovilage 2022 Bandung
Baca juga: UMSU raih predikat unggul akreditasi perguruan tinggi dari BAN PT
Sementara Prof Wan Arfiani Barus melalui orasi pengukuhan yang berjudul "Cekaman Salinitas dan Solusinya Pada Tanaman Pangan" yakni kumpulan penelitiannya selama 10 tahun yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan agronomi. Fokus kajiannya cekaman pada tanaman padi dan umumnya.
Dia memaparkan bahwa permukaan air laut setiap tahunnya meningkat sehingga mempercepat proses intrusi air laut ke daratan. Akibatnya, mempercepat proses salinisasi di daratan yang berada di dekat pantai.
"Diperkirakan Tahun 2025, Indonesia akan mengimport beras 11,4 juta ton. Jika konversi lahan sawah tetap terjadi dengan laju 190 ribu hektare per tahun dan pencetakan sawah baru hanya 100 ribu hektare per tahun, maka pemanfaatan lahan sub optimal menjadi langkah yang harus dilakukan," katanya.
Menurutnya, pemanfaatan lahan salin menjadi alternatif yang dapat dilakukan, namun kendala utamanya adalah salinitas. Dia juga mengatakan ke depannya, Fakultas Pertanian UMSU akan melahirkan batas-batas persalinitas khususnya padi beras merah dan padi beras hitam.
Baca juga: Agung Nugroho, guru besar termuda ULM miliki 4 paten bidang pertanian
Sementara Prof Wan Arfiani Barus melalui orasi pengukuhan yang berjudul "Cekaman Salinitas dan Solusinya Pada Tanaman Pangan" yakni kumpulan penelitiannya selama 10 tahun yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan agronomi. Fokus kajiannya cekaman pada tanaman padi dan umumnya.
Dia memaparkan bahwa permukaan air laut setiap tahunnya meningkat sehingga mempercepat proses intrusi air laut ke daratan. Akibatnya, mempercepat proses salinisasi di daratan yang berada di dekat pantai.
"Diperkirakan Tahun 2025, Indonesia akan mengimport beras 11,4 juta ton. Jika konversi lahan sawah tetap terjadi dengan laju 190 ribu hektare per tahun dan pencetakan sawah baru hanya 100 ribu hektare per tahun, maka pemanfaatan lahan sub optimal menjadi langkah yang harus dilakukan," katanya.
Menurutnya, pemanfaatan lahan salin menjadi alternatif yang dapat dilakukan, namun kendala utamanya adalah salinitas. Dia juga mengatakan ke depannya, Fakultas Pertanian UMSU akan melahirkan batas-batas persalinitas khususnya padi beras merah dan padi beras hitam.
Baca juga: Agung Nugroho, guru besar termuda ULM miliki 4 paten bidang pertanian
Baca juga: Tekuni pertanian potensial berpigmen, Elfi jadi Guru Besar UMM
Baca juga: Guru Besar Unsoed ingatkan pentingnya subsidi untuk pertanian organik
Pewarta: Juraidi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023