"Kami harus waspada dan kami harus siap."

Yokohama (ANTARA News/AFP) - Pelatih sementara Chelsea, Rafael Benitez, menuju final Piala Dunia Klub melawan Corinthians pada Minggu dengan harapan menjadi juara untuk menentramkan para pendukung yang terus mencemoohnya.

Kemenangan 3-1 atas klub Meksiko, Monterrey, pada semifinal Kamis lalu merupakan kemenangan ketiga berturut-turut Chelsea pada semua kompetisi. Total sebanyak 12 gol telah mereka bukukan, termasuk lima gol yang disumbangkan Fernando Torres.

Namun, penggemar Chelsea kritiknya gagal dibungkam oleh serangkaian kemenangan lantaran masih menyimpan dendam terhadap Benitez yang saat melatih Liverpool kerap melontarkan kritik pedas terhadap Si Biru.

Ia masih dicemooh saat tampil di layar raksasa sepanjang pertandingan di Yokohama.

Torres yakin bahwa para penggemar kelak akan menyambut hangat Benitez, dan hal itu akan terjadi jika juara bertahan Liga Champions ini menjadi tim Eropa keenam yang dapat menjuarai kejuaraan klub antar-benua.

"Penggemar kami akhirnya akan menerima Benitez. Tentu saja," kata penyerang yang bernilai 50 juta poundsterling itu.

Pemain dari Spanyol itu menimpali, "Rivalitas Liverpool-Chelsea mungkin telah menciptakan rasa permusuhan yang dapat dipahami, namun pada saatnya semua akan berubah."

Benitez mengatakan, menginginkan yang lebih dari para pemainnya, khususnya perihal konsentrasi.

"Ketika saya berbicara mengenai mentalitas kemenangan, selalu saya berbicara bahwa detail-detail kecil dapat menciptakan perbedaan," kata pria Spanyol ini.

Ia pun berujar, "Tim harus selalu berpikir tentang kemenangan, dan kemenangan dengan bergaya dan tidak kemasukan."

"Kami harus memikirkan mengenai kiper, yang ingin tidak kemasukan sama sekali, maka kami harus tetap menjaga konsentrasi kami sampai akhir 90 menit," ujarnya.

Benitez menyatakan, akibat konsentrasi yang buruk adalah gol hiburan Monterrey yang dicetak Aldo De Nigris ke gawang Chelsea - yang baru pertama kali bermain di Piala Dunia Klub.

"Kualitas para pemain Brazil akan sangat berbeda," kata Benitez. Ia pernah menjuarai turnamen ini bersama Inter Milan pada 2010, namun dipecat lima hari kemudian.

Ia menegaskan, "Kami harus waspada dan kami harus siap."

"Mereka adalah tim yang kompak dengan pemain-pemain bagus. Mereka terorganisir dengan baik dan bekerja keras," katanya,

Juara Amerika Selatan, Corinthians, hanya menang 1-0 atas klub Mesir, Al Ahly, di pertandingan semifinal mereka, namun Chelsea akan menghadapi lawan yang tangguh.

Mereka adalah juara pertama Copa Libertadores yang sama sekali tidak terkalahkan sejak 1978, dan mendapat bantuan yang sangat baik dari sektor sayap serta perpaduan Paulinho dan Ralf di lini tengah.

"Kami memiliki formasi yang tetap. Ini bekerja dengan baik untuk kami dan kami memiliki kualitas yang diperlukan saat kami melawan Chelsea," kata bek tengah Corinthians, Paulo Andre.

Corinthians akan didukung oleh setidaknya 20.000 penggemar mereka di Stadion Internasional Yokohama, Jepang. Mereka berharap tim idolanya dapat menjadi juara dunia antar-klub pertama dari Amerika Selatan sejak 2006.

Sekitar 1.100 pendukung Chelsea melakukan perjalanan ke Jepang. Waktu akan mengungkap apakah mereka mencemooh atau bersorak saat peluit panjang berbunyi.
(Uu.H-RF/A020)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012