"Terbukti, kelengkeng Jemsu itu sudah bisa bersaing dengan kelengkeng di Thailand baik dari segi ukuran, harga, dan rasanya," katanya.
Hal tersebut disampaikan saat mendampingi Tim verifikasi dan peninjauan lapangan usulan tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan Wirakarya bidang pertanian di Desa/Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.
Ke depan, lanjut dia, Pemkab Jember akan mengembangkan kelengkeng Jemsu dengan menyiapkan sejumlah lahan untuk penanaman komoditas buah tersebut.
"Itu merupakan salah satu produk nyata, sehingga harapan kami satu buah kelengkeng Jemsu bisa ditanam di masing-masing rumah, sehingga dapat mendongkrak perekonomian di Kabupaten Jember," tuturnya.
Menurutnya keunggulan lainnya yakni panen kelengkeng Jemsu bisa diatur karena ada sentuhan teknologi dari Dr Teguh melalui satu formulasi yang dipakai melalui pupuk cair, sehingga bisa mengatur pertumbuhan termasuk panennya.
"Dalam setahun bisa panen dua hingga tiga kali, sehingga para petani atau warga yang menanam bisa diuntungkan ketika menanam komoditas buah Jemsu tersebut," katanya.
Sementara petani kelengkeng Jemsu, Sujari mengatakan kebun kelengkengnya berbuah lebat dan buahnya berukuran besar dibandingkan kelengkeng pada umumnya, bahkan rasanya juga lebih manis.
Sebelumnya Pemkab Jember menanam bibit buah kelengkeng Jember Super itu di Agrowisata Rembangan pada awal Februari 2022 dan penemuan varietas unik hasil silang bibit kelengkeng jenis pinpong dan lokal ini akan menjadi komoditas kelengkeng unggulan khas Jember.
Lahan seluas 2,8 hektare di Rembangan dijadikan percontohan tanaman kelengkeng kerja sama antara Pemkab Jember dan PT Karya Dunia Impian sebagai pemangku kepentingan penyedia bibit dan pengelola lahan.
Untuk permulaan ada 600 bibit pohon yang ditanam dan target ke depan ada perluasan lahan tanam pohon kelengkeng Jemsu yang diharapkan dapat mendongkrak sektor perekonomian di Jember.
Baca juga: Asosiasi dorong budi daya kelengkeng kencana kristal di Banyumas
Baca juga: Petani Gunung Kidul mulai panen kelengkeng
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023