Beijing (ANTARA) - Sekitar 2,29 juta kilometer persegi area di wilayah China utara diterjang badai pasir dan 409 juta jiwa warga hingga Selasa (11/4) pagi masih terdampak bencana tersebut.
Badan Kehutanan dan Padang Rumput Nasional China (NFGA) dalam laporan berkala yang dikutip media setempat, Rabu, menyebutkan ratusan jiwa warga yang terdampak tersebut tinggal di 15 provinsi.
Beberapa provinsi yang terkena dampak parah di antaranya Beijing, Mongolia Dalam, Heilongjiang, dan Xinjiang.
Tanda pagar #sandstorm menjadi trending di beberapa media sosial China sejak Senin (10/4) malam.
Beberapa warganet mengeluhkan kabut kuning di beberapa kota yang perlahan berubah menjadi oranye.
Pusat Meteorologi Nasional China (NMC) telah mengeluarkan peringatan dini, yang menyebutkan beberapa area di Sungai Yangtze berselimutkan debu pada Selasa hingga Rabu.
Otoritas cuaca tersebut mengingatkan warga untuk mengurangi aktivitas di luar ruang selama badai debu.
NMC menyebut badai debu di wilayah utara China pada tahun ini akan lebih sering dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu.
Menurut laporan NFGA, badai pasir itu dipicu oleh angin kencang siklon lokal yang dingin di atas permukaan tanah. Curah hujan yang rendah di Mongolia dan beberapa daerah di China disebutkan semakin memicu terjadinya badai pasir.
Baca juga: China perpanjang peringatan biru untuk badai pasir
Baca juga: Badai pasir landa 15 wilayah di China, 560 juta warga ikut terdampak
Sembilan orang tewas akibat badai pasir dan salju di Mongolia
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023